SuaraSumsel.id - Pembangunan pabrik baru Pusri IIIB dengan nilai investasi mencapai Rp10 triliun hingga Rp 11 triliun, direncanakan di dua wilayah ini.
PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) memunculkan dua pilihan kota yakni Dumai dan Palembang.
“Jika tidak Dumai, ya Palembang. Tapi kami masih kaji karena ini berkaitan juga dengan alur Sungai Musi,” kata Direktur Utama PT Pusri Tri Wahyudi Saleh di Palembang, Rabu.
Ia menjelaskan, Pusri dihadapkan persoalan pendangkalan alur Sungai Musi sehingga volume ekspornya kian menurun dari tahun ke tahun lantaran hanya kapal dengan draf 5000-6000 ton saja yang bisa melintas.
Padahal, sebelumnya Pusri bisa mengirimkan sekitar 10.000 ton pupuk untuk satu kali pengiriman ke sejumlah negara importir, terutama di wilayah Asia.
“Persoalan (pendangkalan alur sungai) ini sebenarnya sudah dibicarakan di level kementerian, karena bukan hanya Pusri, di sini (Palembang) ada juga Pertamina dan PLN,” kata dia.
Ini juga yang melatari Pusri perlu mengajukan alternatif lain selain Kota Palembang, yang menjadi keberadaan beberapa pabrik perusahaan.
Pusri berharap hadirnya pabrik baru ini bakal meningkatkan daya saing perusahaan mengingat selama ini berkutat pada persoalan borosnya pemakaian gas dan batubara di Pabrik Pusri III dan Pabrik Pusri IV, di Palembang.
Oleh karena itu, Pabrik Pusri IIIB nantinya akan didesain berteknologi ramah lingkungan.
Baca Juga: Di Palembang, Pendukung Rizieq Shihab Juga Datangi Polsek-Polsek
Revitalisasi pabrik ini juga untuk membantu pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional sehingga perseroan melakukan berbagai upaya pengembangan dalam lini bisnis.
Dengan dibangunnya Pabrik Pusri IIIB ini diharapkan dapat memenuhi tanggung jawab Pusri untuk selalu memastikan tercukupinya kebutuhan pupuk bagi petani dalam negeri.
Pabrik Pusri IIIB ini nantinya berkapasitas sebesar 2.000 ton amoniak per hari atau 660.000 ton per tahun untuk amoniak, kemudian 3.500 ton urea per hari atau 1.155.000 ton per tahun.
Pabrik ini juga dapat menghemat konsumsi gas bumi sebesar kurang lebih 10 MMBTU per ton urea sehingga diharapkan dapat menghemat biaya gas hingga Rp 1,5 triliun per tahun.
Anggota DPR RI Komisi IV Riezky Aprilia mengatakan terkait rencana pembangunan pabrik itu akan didalami dalam sejumlah rapat di DPR karena Pusri juga bermitra dengan Komisi VI DPR.
“Apakah itu memungkinkan ini akan lebih dibahas lagi. Pupuk holding tentunya harus dilibatkan, dan perlu dikaji seperti apa hulu dan hilirnya,” kata wakil rakyat dari Partai PDI-P daerah pemilihan Sumatera Selatan I ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
Terkini
-
Aturan Baru Solar Subsidi di Palembang: 14 SPBU Hanya Buka Jam Malam, 4 Langsung Ditutup
-
Rezeki Online Datang Lagi! Cek 8 Link Dana Kaget Hari Ini, Langsung Masuk ke Dompet Digital
-
Detik-detik Warga Temukan Guru PPPK OKU Sayidatul Fitriyah Tewas Terikat di Kontrakan
-
8 Mobil Bekas Turbo Terbaik di Bawah Rp250 Juta untuk Pengguna Harian
-
Minat Investasi Melonjak 66,8%, Tabungan Emas Holding UMi BRI Melejit hingga 13,7 Ton