Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Jum'at, 27 November 2020 | 08:48 WIB
Penanaman hutan Mangrove di OKI Sumatera Selatan [dok Kominfo OKI]

SuaraSumsel.id - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir di Sumatera Selatan bersama dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Musi terus berinovasi meski di tengah pandemi.

Salah satunya dengan melakukan penanaman 230 hektar Mangrove di Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (23/11/2020).

Padat Karya Penanaman Mangrove tersebut menjadi langkah strategis bagi Pemkab OKI dan BPDASHL Musi sebagai program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

"Kebijakan ini diproyeksikan akan mampu menstimulus roda perekonomian masyarakat di sekitar ekosistem mangrove," kata Wakil Bupati OKI, H.M Dja'far Shodiq saat penanaman.

Baca Juga: Tingkatkan Profesionalisme Prajurit, Latancab TNI AD Lebih Berteknologi

Dalam keterangan persnya, ia mengatakan kecamatan Tulung Selapan dengan luas wilayah 4.853 kilo meter persegi menjadi salah satu aset berharga bagi daerah OKI.

"Kami yakin dan percaya dengan semua sumber daya yang dimiliki, melalui padat karya penanaman mangrove di Kecamatan Tulung Selapan ini mampu menjadi salah satu kawasan unggulan Sumatera Selatan bahkan Indonesia", ungkap Shodiq

Mangrove merupakan sumber daya alam tropis yang mempunyai manfaat ganda, baik dari aspek ekonomi, sosial, dan ekologi.

Berbeda dengan hutan daratan, Mangrove memiliki habitat yang lebih spesifik karena adanya interaksi antara komponen penyusun ekosistem yang kompleks

Padat Karya Penanaman Mangrove di Provinsi Sumatera Selatan meliputi 310 hektar yang tersebar di dua Kabupaten yaitu  230 hektar di Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten OKI dan 80 hektar lainnya berada di Kabupaten Banyuasin

Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutang Lindung (BPDASHL) Musi, Sumatera Selatan, Siswo, S.Hut, M.Si menjelaskan terdapat lima kelompok yang tergabung dalam kegiatan ini.

Baca Juga: Usai ASN, Giliran Pihak Rekanan Proyek Jalan Ogan Ilir Diperiksa

Mereka di antaranya Kelompok Bakau Abadi, Kelompok Peduli Mangrove, Kelompok Hutan Mangrove, Kelompok Bakau Jaya Abadi, dan Kelompok Pencinta Mangrove yang merupakan masyarakat dari Desa Simpang Tiga Abadi, Desa Simpang Tiga Raya, dan Desa Sungai Lumpur

"Melalui program ini, dapat menjadi stimulus pemulihan ekonomi terkhusus di bidang kelestarian lingkungan dan kehutanan. Masyarakat dapat lebih berdaya dengan mengoptimalkan semua potensinya", jelasnya

Siswo menambahkan setiap satu hektar lahan akan ditanami 1.100 pohon mangrove.

Hal ini akan menjadi investasi besar, jika di kelola dengan baik kawasan mangrove di Kecamatan Tulung Selapan ini mampu menjadi unggulan di Sumatera Selatan, bahkan Indonesia.

Load More