Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Sabtu, 07 November 2020 | 08:18 WIB
Tim Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Dokter Reisa Broto Asmoro. (Youtube BNPB I

SuaraSumsel.id - Informasi terbaru terkait penanganan pandemi Covid-19 disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, dr Reisa Broto Asmoro.

Dokter Reisa menyampaikan tiga kabar baik terkait penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.

Kabar baik pertama, per 6 November 2020 jumlah kasus aktif Indonesia sudah di bawah 60 ribu atau 12,7 persen dari total kasus.

Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata dunia yang berada di angka di sekitar 25 persen.

"Dan data kasus sembuh per hari ini berjumlah 360.705 atau sekitar 84 persen dari total kumulatif. Angkanya lebih tinggi dari kasus sembuh dunia sebesar 71,3 persen," kata dr Reisa saat jumpa pers virtual, Jumat (6/11/2020).

Kedua, dr Reisa mengatakan berdasarkan hasil survei dari IPSOS ,orang Indonesia adalah warga yang paling optimis di ASEAN dalam hal menanggulangi pandemi.

Optimisme ini berdasarkan fakta bahwa upaya 3T (Tracing, Testing, dan Treatment) pemerintah terutama di bagian treatment, terus membaik.

Ada pula hasil riset UNICEF dan Nielsen menunjukan bahwa cuci tangan paling sering dipraktikkan masyarakat Indonesia.

"Kadangkala 3M masih dipraktikkan secara terpisah. Kadang rajin cuci tangan tapi lupa pakai masker dan lengah menjaga jarak. Yang bagus sebenarnya semuanya harus dilakukan bersamaan dalam satu paket, satu kesatuan. Karena kalau dilakukan bersama, maka risiko COVID-19 langung turun drastis. 3M bisa menurunkan penularan sampai 0 persen," pesannya.

Ketiga, dr Reisa menyebut Indonesia memastikan vaksinasi baru akan dilakukan setelah kandidat vaksin lolos uji klinis fase III, dapat izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta dapat rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

"Maka mari kita doakan bersama uji klinis dapat berlangsung sukses dan vaksin yang manjur akan hadir. Dukung penuh proses vaksinasi di seluruh Indonesia," terang dr Reisa.

Load More