SuaraSumsel.id - Peristiwa longsor galian tambang batubara di Desa Tanjung Lalan Selasa (20/10/2020) menewaskan 11 orang pekerja. Para pekerja diketahui ialah warga setempat dan tiga korban lainnya ialah warga luar Provinsi Sumatera Selatan.
Usai peristiwa tersebut, aktivitas tambang di Desa Tanjung Lalan dihentikan. Baik wakil rakyat senanya, gubernur hingga kapolda telah meninjau lokasi penambangan illegal tersebut.
Penambangan batubara illegal diketahui telah lama berlangsung.
Kepala Desa Tanjung Lalan, Edi Anwar mengatakan ia selama menjadi kepala desa telah mengetahui penambangan tanpa izin tersebut.
Selama tujuh tahun terakhir, mengetahui masyarakat menambang secara illegal di lahan yang padat dengan batubara tersebut.
Upaya penindakan telah sering dilakukan, namun menghadapi dilema masyarakat yang membutuhkan pekerjaan.
Setiap harinya pekerja tambang mengeruk batubara yang berada di dinding tanah dan perbukitan.
“Mereka mengeruk batubara dengan peralatan seadanya. Setiap karung berukuran 40 kg, mereka hanya dibayar Rp60.000-Rp80.000. Sekirannya mereka dibayar sekitar Rp1.500/kg,” ujarnya kepada suarasumsel.id, Jumat (23/10/2020).
Para pekerja biasanya diperkerjakan oleh mereka yang mengelola lahan. Mereka yang mengelola lahan banyak berasal dari luar wilayah Muaraenim.
Baca Juga: Tahun Depan, Sampah Pasar dan Komersial di Palembang Dikelola Sendiri
“Masalahnya, masyarakat lebih banyak menjadi pekerja saja. Pemilik lahan biasanya menyewakan lahan untuk dikelola oleh orang luar. Kebanyakan demikian, dan titik-titik penambangan juga illegal. Jumlahnya banyak yang illegal,” terang ia.
Selama tujuh tahun menjadi kades, ia pernah mengupayakan agar penambangan ditutup karena merupakan aktivitas melawan hukum. Kekinian, ia pun tidak mengetahui jalur perdagangan batubara tersebut.
“Permasalahannya kompleks. Di satu sisi, lahan ini banyak dikelola oleh orang luar, sedangkan warga hanya menjadi pekerja. Sedangkan warga membutuhkan pekerjaan karena kondisi ekonomi saat ini,” ungkap ia.
Ia pun menghimbau saat penghadiri pengajian warga yang tewas akibat longsor beberapa hari lalu, jika pemerintah desa sangat ingin aktivitas tersebut dihentikan karena akan berdampak baik pada lingkungan terutama pada para pekerja sendiri.
“Pendapatan mereka ini tidak menentu, tergantung seberapa banyak batubara yang bisa dikarungkan. Jika sedang kuat tenaga, biasanya pendapatannya besar, tapi sebaliknya. Memang sulit,” ujar kades yang juga merupakan penduduk setempat.
Ia berharap pemerintah terutama pemerintah kabupaten dapat mencarikan solusi kepada masyarakat yang menambang karena alasan membutuhkan pekerjaan. Apalagi, wilayah desa sangat berdekatan dengan proyek-proyek pemerintah dan perusahaan penambangan.
“Pemerintah bisa juga menjalin kerjasama dengan PT. Bukit Asam bagaimana menjawab persoalan ini,” harapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
Besok, Mees Hilgers Hengkang dari FC Twente, Menuju Crystal Palace?
-
Pemain Keturunan Liga Inggris Bahas Timnas Indonesia, Ngaku Punya Sahabat di Skuad Garuda
-
Phwa Sian Liong yang Bikin Soviet Mati Gaya: Hilang di Google, Tak Sempat FYP Tiktok
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Carut Marut Penyelenggaraan Haji RI Mulai Kuota Hingga Transparansi Dana
Terkini
-
Sinergi KKKS dan SKK Migas Sumbagsel Menyulam Kehidupan, Ikan Tirusan Kembali ke Sungsang
-
Euromoney: BRI Menyelenggarakan 2.037 Sesi Literasi Keuangan untuk Kelompok Terpinggirkan
-
Bukan Sriwijaya FC, Klub Inilah yang Diincar Sumsel United Jelang Championship 2025/26
-
Apakah Sumsel United Bakal Tantang Sriwijaya FC di GSJ Jelang Championship 2025/26?
-
Jelang Championship 2025/26, Sumsel United Berani Adu Gengsi di Laga Kandang