Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Minggu, 11 Oktober 2020 | 11:15 WIB
Jembatan Ampera yang membelah Sungai Musi. (Foto: AntaraWidodo S. Jusuf)

Jika bukan karena Soekarno, barang kali jembatan di atas Sungai Musi yang menjadi impian warga kota sulit untuk dibangun di kota Palembang.

Jembatan Ampera pada masa awal sebagai hasil revisi Soekarno (jepretan buku Venesia dari Timur)

“Bagi Soekarno membangun Palembang, ialah membangun Indonesia. Membangun Jembatan Sungai Musi bukan hanya kebutuhan masyarakat Palembang melainkan masyarakat seluruh Indonesia. Karena itu, Indonesia harus dikotakan dalam kota Palembang bersamaan dengan pembangunan Jembatan Musi,” tulisan di buku itu.

Dalam kunjungan di Palembang selama dua hari, Soekarno menyempatkan berlayar di Sungai Musi sekaligus melihat bakal lokasi pembangunan proyek Jembatan Musi.

Pelayaran ini diikuti oleh lebih kurang 400 buah motor tempel dari berbagai daerah antara lain, dari Kabupaten Ogan Komering Ilir, Musi Ilir Banyuasin, dan kota Palembang.

Baca Juga: Gubernur Sumsel Herman Deru Dukung Penolakan UU Omnibus Law

Dalam pelayaran itu, Presiden Soekarno memeriksa proyek pembangunan jembatan yang melintasi Sungai Musi tersebut.

Setelah kunjungan pertama pada tahun 1960, Presiden Soekarno kembali ke Palembang pada tahun 1962 dalam rangka peresmian pemancangan tiang pertama Jembatan Musi.

Sejarawah Palembang, Kemas A.R Panji mengutakan hal yang sama. Menurut ia, tidak ada bukti sejarah pendukung yang menyatakan jika pahlawan Jendral Ahmad Yani datang ke Palembang dan meresmikan jembatan Ampera.

"Saya sepaham dengan buku yang ditulis pak Dedi , Vensia dari Timur. Jika memang Jembatan Amprea diresmikan pada 12 November, sebagai bagian dari peringatan hari Pahlawan di Palembang," ungkapnya kepada suarasumsel.id, Minggu (11/10/2020)

Baca Juga: Jokowi Menjawab, Silakan Pasal UU Omnibus Law Diuji di MK

Load More