SuaraSumsel.id - Apakah menjadi perempuan masih menjadi hambatan dalam dunia kerja? Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan tampaknya menjawab “ya”.
Melalui publikasi tentang situasi ketenagakerjaan di Sumsel, terungkap bahwa tingkat pengangguran perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki, terutama pada lulusan SMA dan perguruan tinggi.
Lulusan Perempuan Lebih Banyak Menganggur
Angka pengangguran perempuan lulusan SMA di Sumsel mencapai 7,76 persen, jauh di atas laki-laki yang berada di angka 6,36 persen. Bahkan pada jenjang perguruan tinggi, perempuan yang menganggur tercatat 7,60 persen, sementara laki-laki hanya 5,25 persen.
Baca Juga:Sumsel Sepekan: Ketegangan di Laut Sungsang dan Kabar Gembira untuk Pelajar Palembang
Temuan ini mengindikasikan adanya ketimpangan kesempatan kerja antara laki-laki dan perempuan, khususnya di kelompok lulusan yang seharusnya paling siap kerja.

Daerah Perkotaan Ternyata Lebih Sulit Bagi Perempuan
Hal menarik lainnya, perempuan di wilayah perdesaan justru memiliki peluang kerja lebih baik dibanding di perkotaan. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) perempuan di perkotaan sebesar 4,97 persen, sementara di perdesaan hanya 3,44 persen.
Wilayah OKU Selatan tercatat sebagai kabupaten dengan TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) perempuan tertinggi sebesar 66,58 persen, sementara Palembang justru menjadi yang terendah dengan hanya 46,24 persen. Artinya, semakin tinggi partisipasi kerja di daerah, belum tentu terjadi di pusat kota.
Lulusan Pendidikan Tinggi Belum Jadi Jaminan
Baca Juga:7 Hidden Gem Wisata Palembang yang Jarang Diketahui Tapi Instagramable Banget!
Jika dulu pendidikan tinggi dianggap sebagai jalan utama untuk mendapatkan pekerjaan, data ini menunjukkan realita berbeda. Perempuan lulusan SMA dan kuliah justru lebih rentan menganggur dibanding lulusan laki-laki di level pendidikan yang sama.
Faktor budaya, akses terhadap peluang kerja yang inklusif, serta bias perekrutan bisa jadi penyebab utama fenomena ini.

Arah Kebijakan Perlu Perhatian Serius
Dengan target Sensus Ekonomi 2026, BPS berharap data ini bisa menjadi landasan untuk merancang kebijakan ketenagakerjaan yang lebih adil dan responsif gender.
Pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta didorong untuk membuka ruang kerja yang setara bagi perempuan, khususnya yang berpendidikan tinggi.
Apakah cukup hanya mendorong pendidikan perempuan tanpa memastikan akses kerjanya terbuka? Data BPS Sumsel 2025 ini adalah alarm penting untuk semua pemangku kepentingan di Sumsel — bahwa kesetaraan tidak berhenti di bangku sekolah, tapi harus berlanjut ke dunia kerja.