SuaraSumsel.id - Di tengah bayang-bayang hadirnya klub baru Sumsel United, Sriwijaya FC menunjukkan bahwa semangat mereka untuk bangkit di Liga 2 musim 2025/2026 belum padam.
Latihan perdana yang digelar di Stadion Panahan, Kompleks Jakabaring Sport City (JSC), pada Sabtu (28/6/2025), menjadi bukti nyata keseriusan Laskar Wong Kito dalam menyambut musim baru dengan optimisme dan perencanaan matang.
Yang menarik, dalam suasana latihan yang masih bersifat persiapan awal, tiga orang suporter Sriwijaya FC tampak hadir langsung di tribune stadion.
Meski jumlahnya tak banyak, kehadiran mereka membawa makna simbolis. Di tengah godaan loyalitas akibat kemunculan Sumsel United, mereka menyatakan akan tetap setia bersama Sriwijaya FC.
Baca Juga:Tak Sekadar Ngopi, Begini Cara OJK Bangun Ekosistem Kopi Sumsel untuk Petani
“Kami tidak melihat siapa yang baru. Hati kami tetap kuning-merah. Sriwijaya FC bukan hanya klub, ini harga diri masyarakat Sumsel,” ujar salah satu suporter saat menyampaikan dukungan.
Latihan Perdana diikuti oleh sebanyak 26 pemain hadir dalam sesi latihan pembuka ini.
Dari jumlah itu, 12 merupakan pemain senior, termasuk nama-nama seperti Rendy, Ziko, dan Ibnu, yang dikenal luas di kalangan pecinta sepak bola Sumatera Selatan.
Sisanya adalah pemain muda jebolan Elite Pro Academy (EPA) yang kini naik kelas dan diberi kesempatan untuk unjuk gigi di level profesional.
Pelatih kepala Achmad Zulkifli mengungkapkan bahwa sesi awal latihan lebih difokuskan pada evaluasi kondisi fisik pemain setelah libur panjang.
Baca Juga:Dua Klub, Satu Markas! SFC & Sumsel United Berbagi GSJ, Ricuh Nggak Nih?
Ia mengaku puas dengan semangat juang para pemain, terutama para pemain muda yang tampak haus akan pengalaman dan peluang.
“Anak-anak EPA menunjukkan semangat luar biasa. Mereka punya potensi besar untuk bersaing dan tumbuh bersama tim ini,” ujar Zulkifli dalam sesi wawancara usai latihan.
Zulkifli menyebut, keberadaan beberapa eks pemain Timnas Indonesia dalam skuad saat ini bukan hanya untuk mengangkat kualitas tim, tetapi juga untuk memberi inspirasi langsung kepada para pemain muda.
“Mereka bukan hanya datang untuk bermain, tetapi juga menjadi panutan. Ini kesempatan emas bagi pemain muda untuk belajar langsung dari senior yang sudah kenyang pengalaman, bahkan pernah membela Merah Putih,” katanya.
Zulkifli: Bukan Nama Besar, Tapi Kebutuhan Tim
Berbeda dari pelatih-pelatih lain yang kerap membawa serta “gerbong pemain”, Zulkifli menegaskan pendekatannya lebih pada optimalisasi potensi yang ada.
Ia membuka peluang untuk merekrut pemain tambahan, namun menegaskan bahwa nama besar bukan prioritas utama.
“Kami tidak mencari pemain bintang. Yang kami cari adalah pemain yang cocok dengan karakter permainan yang akan kami bangun. Kami ingin tim yang solid, bukan sekadar glamor di atas kertas,” tegasnya.
Untuk mematangkan kekompakan tim, Sriwijaya FC telah merancang empat hingga lima laga uji coba selama masa persiapan.
Lawan-lawan yang akan dihadapi berasal dari berbagai kasta kompetisi, mulai dari tim Liga 3 hingga Liga 1. Tujuannya, agar tim bisa mengukur kekuatan dan membentuk karakter permainan yang tangguh menghadapi atmosfer kompetitif Liga 2.
Terkait penggunaan pemain asing, pihak manajemen dan tim pelatih Sriwijaya FC masih menunggu kepastian regulasi dari PSSI.
Menurut Zulkifli, saat ini fokus utama adalah membentuk pondasi tim dari dalam negeri terlebih dahulu.
“Soal pemain asing, kami tunggu aturan resminya. Tapi prioritas kami tetap pembentukan tim inti lokal yang kompak dan bisa menjalankan visi permainan yang kami rancang,” ungkap Zulkifli.
Latihan perdana ini bukan hanya menjadi titik awal Sriwijaya FC secara teknis, tetapi juga menjadi simbol keberlanjutan identitas klub yang telah lama menjadi kebanggaan Sumatera Selatan.
Di tengah kemunculan Sumsel United yang mulai mencuri perhatian publik, Sriwijaya FC tampaknya memilih jalan perlawanan lewat konsistensi, pembinaan, dan loyalitas suporter.
Kehadiran tiga suporter di hari pertama latihan mungkin terlihat sederhana, namun dalam konteks loyalitas dan persaingan identitas klub, kehadiran mereka adalah sinyal penting: bahwa Sriwijaya FC masih punya tempat di hati rakyat Sumsel.