SuaraSumsel.id - Hari Raya Idul Adha, yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah, adalah salah satu perayaan besar umat Islam di seluruh dunia.
Dikenal juga sebagai Hari Raya Kurban, Idul Adha identik dengan pelaksanaan ibadah kurban dan, tentu saja, shalat Idul Adha.
Besok, umat Islam di Indonesia merayakan Idul Adha. Shalat Idul Adha adalah ibadah sunnah muakkad atau sangat dianjurkan yang dikerjakan secara berjamaah di pagi hari setelah matahari terbit.
Bagi setiap Muslim, memahami niat, tata cara, dan bacaan takbir dalam shalat Idul Adha adalah hal fundamental untuk memastikan ibadah terlaksana dengan sempurna dan diterima oleh Allah SWT.
Baca Juga:Selamat Datang Sumsel United! Sriwijaya FC Tak Lagi Sendiri di Liga 2
Waktu Pelaksanaan Shalat Idul Adha Shalat Idul Adha dilaksanakan pada pagi hari tanggal 10 Dzulhijjah, setelah matahari terbit setinggi tombak atau sekitar 15-20 menit setelah syuruq yakni terbit matahari.
Waktu pelaksanaannya lebih fleksibel dibandingkan shalat Idul Fitri, bisa sedikit diundur untuk memberikan kesempatan kepada jamaah kurban yang ingin menunaikan shalat terlebih dahulu.
Namun, sebaiknya dilaksanakan sebelum waktu Dzhuhur tiba.
Niat adalah pondasi utama dalam setiap ibadah.
Baca Juga:Sumatera Selatan Resmi Punya Klub Liga 2 Baru! Sumsel United Satu Grup dengan Sriwijaya FC
Niat shalat Idul Adha diucapkan dalam hati, namun bisa juga dilafalkan secara lisan untuk memantapkan hati, baik saat menjadi imam, makmum, maupun shalat sendiri.
Niat Shalat Idul Adha sebagai Imam:
Lafaz Arab: "أُصَلِّي سُنَّةَ عِيدِ الْأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلّٰهِ تَعَالَى"
Transliterasi Latin: "Ushalli sunnatan li 'Idil Adha rak'ataini imaman lillahi ta'ala."
Artinya: "Saya niat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat sebagai imam karena Allah Ta'ala."
Niat Shalat Idul Adha sebagai Makmum:
Lafaz Arab: "أُصَلِّي سُنَّةَ عِيدِ الْأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مَأْمُومًا لِلّٰهِ تَعَالَى"
Transliterasi Latin: "Ushalli sunnatan li 'Idil Adha rak'ataini makmuman lillahi ta'ala."
Artinya: "Saya niat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta'ala."
Niat Shalat Idul Adha Sendiri (Munfarid):
Lafaz Arab: "أُصَلِّي سُنَّةَ عِيدِ الْأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى"
Transliterasi Latin: "Ushalli sunnatan li 'Idil Adha rak'ataini lillahi ta'ala."
Artinya: "Saya niat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Tata Cara Pelaksanaan Shalat Idul Adha
Shalat Idul Adha dilaksanakan sebanyak dua rakaat dengan beberapa takbir tambahan (takbir zawa'id) yang membedakannya dari shalat sunnah lainnya. Berikut adalah langkah-langkahnya:
- Niat: Niat di dalam hati sesuai posisi (imam, makmum, atau munfarid).
- Takbiratul Ihram: Mengucapkan "Allahu Akbar" sambil mengangkat kedua tangan setinggi telinga atau bahu, menandai dimulainya shalat.
- Membaca Doa Iftitah: Setelah Takbiratul Ihram, membaca doa iftitah.
- Takbir Zawa'id (Tambahan) Rakaat Pertama: Setelah doa iftitah, melakukan takbir tambahan sebanyak 7 (tujuh) kali. Setiap takbir diiringi dengan mengangkat kedua tangan seperti takbiratul ihram. Di antara setiap takbir, disunnahkan membaca:Lafaz Arab: "سُبْحَانَ اللّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَاللّٰهُ أَكْبَرُ"
- Transliterasi Latin: "Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar."
Artinya: "Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar." - Membaca Surat Al-Fatihah: Setelah takbir zawa'id, membaca surat Al-Fatihah.
Membaca Surat Pendek: Setelah Al-Fatihah, disunnahkan membaca surat Qaf atau Al-A'la. - Ruku', I'tidal, Sujud, Duduk di Antara Dua Sujud, dan Sujud Kedua: Melakukan gerakan shalat seperti biasa.
- Bangkit ke Rakaat Kedua: Setelah sujud kedua, bangkit untuk rakaat kedua.
- Takbir Zawa'id (Tambahan) Rakaat Kedua: Sebelum membaca Al-Fatihah, melakukan takbir tambahan sebanyak 5 (lima) kali. Di antara setiap takbir, disunnahkan membaca bacaan yang sama: "Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar."
- Membaca Surat Al-Fatihah: Setelah takbir zawa'id, membaca surat Al-Fatihah.
- Membaca Surat Pendek: Setelah Al-Fatihah, disunnahkan membaca surat Al-Ghasyiyah atau Al-Qamar.
Ruku', I'tidal, Sujud, Duduk Tasyahud Akhir, dan Salam: Melakukan gerakan shalat seperti biasa hingga salam.
Khutbah Idul Adha Setelah shalat Idul Adha selesai, dilanjutkan dengan khutbah dua kali.
Khutbah ini disampaikan oleh khatib, yang berisi nasihat, ajaran Islam, serta syiar-syiar Idul Adha, termasuk anjuran berqurban dan keutamaan Hari Raya.
Mendengarkan khutbah adalah sunnah, dan sangat dianjurkan untuk tetap duduk dan menyimak hingga selesai.
Takbir Hari Raya (Takbir Mutlaq dan Muqayyad) Selain takbir dalam shalat Idul Adha, umat Muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak takbir pada Hari Raya Idul Adha, yang dikenal sebagai takbir mutlaq dan takbir muqayyad.
Takbir Mutlaq: Takbir yang bisa dilantunkan kapan saja dan di mana saja, tanpa terikat waktu shalat atau kondisi tertentu. Dimulai sejak terbit fajar tanggal 9 Dzulhijjah (Hari Arafah) hingga terbenam matahari tanggal 13 Dzulhijjah (akhir Hari Tasyriq).
Takbir Muqayyad: Takbir yang dilantunkan setelah selesai shalat fardhu. Dimulai sejak Subuh tanggal 9 Dzulhijjah (Hari Arafah) hingga Ashar tanggal 13 Dzulhijjah.
Bacaan Takbir Hari Raya:
Lafaz Arab: "اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَاللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ"
Transliterasi Latin: "Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, laa ilaha illallah wallahu akbar, Allahu Akbar walillahil hamd."
Artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tiada tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah."
Shalat Idul Adha adalah momen istimewa untuk mendekatkan diri kepada Allah, sekaligus mempererat tali silaturahmi antar sesama Muslim.
Dengan memahami niat, tata cara, dan bacaan takbir yang benar, diharapkan ibadah kita di Hari Raya Idul Adha ini dapat terlaksana dengan khusyuk dan diterima di sisi Allah SWT, membawa berkah dan kebahagiaan bagi seluruh umat Islam.