SuaraSumsel.id - Menteri Perdagangan atau Mendag Muhammad Lutfi mengungkap terjadi kebocoran distribusi minyak goreng dalam negeri, terutama minyak goreng murah untuk Domestic Market Obligation (DMO) yang memicu peningkatan harga.
Minyak goreng murah tersebut harusnya disalurkan kepada masyarakat.
“Ada yang menimbun di D1 dan D2 dijual di industri dan menyelundupkan ke luar negeri karena mereka beli murah,” ujar Lutfi, melansir terkini.id-jaringan Suara.com.
Penyebab lainnya, yakni ada juga spekulan yang sengaja menahan pasokan guna menunggu kebijakan pemerintah mencabut kebijakan harga eceran tertinggi (HET).
Baca Juga:Prakiraan Cuaca 10 Maret 2022, BMKG: Sumsel Bakal Bersuhu 33 Derajat Celcius
“Ada spekulasi bahwa HET ini akan dicabut saya tegaskan tidak ada rencana atau pemikiran untuk mencabut HET ini,”katanya
Pasokan yang dijamin pemerintah itu sebesar 415 juta liter sejak 14 Februari 2022 lalu. Dengan stok tersebut seharusnya mampu mengisi permintaan pasar, hingga sekitar 1,5 bulan.
Namun kenyataan di lapangan jumlah tersebut tidak mencukupi.
“Kalau minyak DMO ini dijual ke industri dengan harga internasional, ini tindakan melawan hukum yang akan kita berantas, per kemarin itu sudah ada 415 juta liter minyak goreng DMO hanya 20 hari, barangnya ini melimpah sebenarnya,” ucap Lutfi di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Baca Juga:Bakal Diakuisisi Pengusaha Batu Bara asal Sumsel Iwan Bomba, Nama Sriwijaya FC Tetap Dipertahankan