Kekurangan Bahan Baku Olahan, Pabrik Karet di Sumsel Ambil Langkah Impor

impor diambil karena pabrik kesulitan mendapatkan pasokan bahan baku karet dari petani.

Wakos Reza Gautama
Senin, 17 Januari 2022 | 15:20 WIB
Kekurangan Bahan Baku Olahan, Pabrik Karet di Sumsel Ambil Langkah Impor
ilustrasi petani sadap karet. Pabrik karet di Sumsel impor bahan baku olahan karet karena kekurangan pasokan dari petani. [ANTARA]

Penurunan ini diperkirakan disebabkan tiga faktor yakni menurunnya produktivitas kebun karena sudah berusia tua (belum diremajakan), menurunnya gairah petani untuk memanen karena harga yang rendah, hingga pengalihfungsian lahan karet menjadi lahan sawit.

Saat ini harga karet di tingkat petani yang dijual melalui Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar Rp12.000 per kg untuk masa pengeringan satu minggu atau KKK 60 persen.

Sementara jika menjual ke tengkulak, petani hanya mendapatkan harga sekitar Rp10.000 per kg hingga Rp8.000 per kg.

“Kami melihat persoalan harga ini yang membuat petani malas menyadap (memanen), karena umumnya mereka juga hanya buruh yang menerapkan sistem bagi hasil dengan pemilik lahan,” kata Rudi.

Baca Juga:Viral Penemuan Nisan Kuno di 16 Ilir, Ini Hasil Pertemuan Tim Arkeolog Palembang dengan Waskita Karya

Beragam upaya dilakukan pemerintah, menurut Rudi, di antaranya meningkatkan serapan dalam negeri agar harga karet dapat terkerek naik atau tidak tergantung pasar internasional. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini