Penurunan ini diperkirakan disebabkan tiga faktor yakni menurunnya produktivitas kebun karena sudah berusia tua (belum diremajakan), menurunnya gairah petani untuk memanen karena harga yang rendah, hingga pengalihfungsian lahan karet menjadi lahan sawit.
Saat ini harga karet di tingkat petani yang dijual melalui Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar Rp12.000 per kg untuk masa pengeringan satu minggu atau KKK 60 persen.
Sementara jika menjual ke tengkulak, petani hanya mendapatkan harga sekitar Rp10.000 per kg hingga Rp8.000 per kg.
“Kami melihat persoalan harga ini yang membuat petani malas menyadap (memanen), karena umumnya mereka juga hanya buruh yang menerapkan sistem bagi hasil dengan pemilik lahan,” kata Rudi.
Beragam upaya dilakukan pemerintah, menurut Rudi, di antaranya meningkatkan serapan dalam negeri agar harga karet dapat terkerek naik atau tidak tergantung pasar internasional. (ANTARA)