SuaraSumsel.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan Sumatera Selatan atau Sumsel tetap mengalami hujan meski di musim kemarau.
Musim kemarau sendiri akan berlangsung pada Agustus-September 2021), karena dipengaruhi fenomena Indian Ocean Dipole.
Kepala BMKG SMB II Palembang Desindra Deddy Kurniawan mengatakan, akibat pengaruh fenomena tersebut membuat terjadi pembentukan awan di Sumatera. Akibatnya, ada masa udara dari India sebelah barat yang terbentuk.
“Sehingga banyak uap air, walau sekarang ada musim kemarau tapi tetap ada hujan,” kata Desindra.
Baca Juga:Masyarakat Tionghoa Salurkan Bantuan COVID 19 Rp 2 Miliar, Kapolda Sumsel: Akidi Effect
Kondisi ini mengandung kemiripan dengan cuaca dan iklim yang terjadi di tahun 2020.
Namun curah hujan selama musim kemarau tersebut hanya berkisar 50 mm per dasarian atau tidak melebihi 150 mm dalam satu bulan atau kategori menengah.

"Berkat adanya hujan ini, setidaknya turut membantu dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla)," sambung ia.
Desindra mengatakan terdapat sejumlah titik panas (hotspot) namun kondisinya masih basah karena adanya hujan.
Walau demikian, kewaspadaan tetap harus ditingkatkan, karena sejatinya karhutla itu terjadi disebabkan oleh 99 persen ulah manusia.
Baca Juga:Sumbangan Fiktif Rp 2 Triliun Akidi Tio, LBH: Kapolda Sumsel Contoh Buruk Pejabat Publik
“Jadi kewaspadaan tetap harus ditingkatkan,” kata dia. (ANTARA)