SuaraSumsel.id - Seorang kakek, Wastu (47) warga Desa Lumpatan II Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin dinyatakan tidak bersalah oleh hakim Pengadilan Negeri Sekayu, Sumatera Selatan.
Keputusan sang kakek dibacakan Majelis Hakim yang diketuai Christoffel Harianja, S.H, beranggotakan Gerry Putra Suwardi, S.H dan Muhamad Novrianto, S.H, pada pekan lalu.
Majelis Hakim menyatakan terdakwa Wastu terbukti tidak bersalah seperti didakwakan dan dituntut oleh tim jaksa.
Sehingga, Majelis Hakim memutuskan membebaskan terdakwa dan memerintahkan terdakwa dibebaskan dari tahanan setelah putusan ini diucapkan. Sekaligus memulihkan hak-hak terdakwa dalam kemampuan, kedudukan, harkat, serta martabatnya.
Baca Juga:Catherine Wilson Dibawa ke Rutan Cilodong, Ngeluh Kesakitan karena Diborgol
Kuasa Hukum terdakwa Wastu, dari Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Muba (LKBHM), Zulfatah, mengatakan pihaknya langsung mengeluarkan kakek Wastu dari penjara.
"Sekarang sudah keluar dari penjara dan telah berkumpul bersama keluarga," ujar Zulfatah, Selasa (17/11/2020).
Selain membebaskan terdakwa, pihak kuasa hukum juga berupaya menempuh upaya hukum yakni ganti rugi dan rehabilitasi nama baik dari Polres Musi Banyuasin dan Kejaksaan.
Meski Demikian Jaksa Penuntut Umum atau JPU, Reni Ertalina mengatakan, pihaknya segera mengajukan upaya hukum kasasi atas kasus tersebut.
"Upaya hukum kasasi segera kita lakukan," kata dia.
Baca Juga:Terpengaruh Pandemi, Peredaran Narkoba di DIY Berangsur Turun
JPU Kejari Muba menuntut terdakwa Wastu dengan hukuman 8 tahun penjara dan denda Rp 300 juta subsider 3 bulan kurungan penjara.
Sedangkan Kakek Wastu menceritakan saat ia mencari ayamnya di kebun, datang gerombolan polisi yang langsung mengintrograsinya dan menyatakan ia pemakai sekaligus pengedar narkoba jenis sabu.
Dalam penangkapan itu didapati barang bukti berupa satu bungkus plastik bening berisikan 15 butir tablet warna hijau logo redbull yang diduga ekstasi.