Tasmalinda
Rabu, 17 Desember 2025 | 20:52 WIB
Ilustrasi saham gorengan. (pixabay)
Baca 10 detik
  • Saham gorengan adalah saham yang harganya digerakkan pihak tertentu menciptakan kenaikan cepat tanpa dasar fundamental kuat.
  • Ciri utamanya meliputi lonjakan harga dan volume mendadak, serta sering dipromosikan masif di media sosial.
  • Investor pemula rentan terjebak FOMO akibat notifikasi aplikasi, menyebabkan kerugian saat pelaku utama menjual saham.

SuaraSumsel.id - Kemudahan transaksi saham lewat aplikasi membuat banyak investor pemula tergoda masuk pasar tanpa persiapan matang. Notifikasi pergerakan harga, rekomendasi komunitas, hingga saham yang tiba-tiba naik tajam sering memicu FOMO alias fear of missing out.

Di momen inilah saham “gorengan” kerap menjebak investor yang kurang waspada.

Saham gorengan biasanya digerakkan oleh pihak tertentu untuk menciptakan euforia sesaat. Harga melonjak cepat, volume tampak ramai, lalu tiba-tiba anjlok ketika pelaku utama melepas sahamnya. Banyak investor ritel baru menyadari risiko ini setelah portofolio berubah merah. Agar tidak terjebak, kenali ciri-ciri berikut sebelum menekan tombol beli.

1. Harga Naik Drastis Tanpa Alasan Fundamental
Saham gorengan sering melonjak tajam tanpa didukung kinerja perusahaan yang jelas. Tidak ada laporan keuangan yang membaik, tidak ada ekspansi signifikan, tetapi harga melesat dalam waktu singkat. Kenaikan seperti ini patut dicurigai.

2. Volume Transaksi Tiba-tiba Meledak
Lonjakan volume mendadak sering dijadikan umpan untuk menarik perhatian. Di aplikasi saham, grafik volume yang “ramai” membuat investor merasa saham tersebut aman. Padahal, volume besar bisa saja hasil transaksi pihak yang sama.

3. Sering Dipromosikan di Grup atau Media Sosial
Ciri lain saham gorengan adalah promosi masif dengan narasi “cuan cepat” atau “tinggal terbang”. Ajakan ini biasanya minim data dan mengandalkan emosi. Investor yang ikut-ikutan tanpa analisis sering menjadi korban terakhir.

4. Perusahaan Minim Informasi dan Jarang Publikasi
Emitennya jarang menyampaikan keterbukaan informasi, tidak aktif memberi kabar bisnis, dan nyaris tak dikenal publik. Saham dengan transparansi rendah berisiko tinggi dimanipulasi karena minim pengawasan dari investor.

5. Harga Mudah Naik, Tapi Jatuh Lebih Cepat
Saat euforia mereda, saham gorengan biasanya turun lebih cepat daripada naiknya. Investor yang telat keluar akan kesulitan menjual karena antrean jual panjang dan likuiditas mendadak mengering.

FOMO adalah musuh utama investor pemula. Alih-alih tergiur pergerakan harga sesaat, keputusan investasi sebaiknya didasarkan pada analisis dan tujuan jangka panjang. Mengenali ciri saham gorengan sejak awal bisa membantu investor terhindar dari kerugian yang seharusnya tidak perlu.

Baca Juga: Berkabut dan Sunyi, Danau Shuji 'Ubud'-nya Sumsel Ini Bikin Hati Langsung Adem

Load More