Tasmalinda
Kamis, 27 November 2025 | 23:00 WIB
Gubernur Herman Deru dalam rapat membahas pangan
Baca 10 detik
  • Gubernur Sumsel menekankan integrasi hulu-hilir pangan usai menerima paparan PT Paskomnas pada 26 November 2025.
  • Pasokan lokal Pasar Induk Jakabaring baru 60%, menunjukkan potensi peningkatan produksi hortikultura daerah Sumsel.
  • Tujuan akhir integrasi ini adalah menstabilkan harga, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menekan inflasi daerah.

SuaraSumsel.id - Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Dr. H. Herman Deru menegaskan urgensi integrasi sistem pangan dari hulu hingga hilir dalam menjaga stabilitas ketahanan pangan daerah. Penegasan ini ia sampaikan usai menerima paparan Program Management Pengelolaan Hulu dan Hilir Penunjang Ketahanan Pangan oleh PT Paskomnas di Ruang Rapat Gubernur, Rabu (26/11/2025).

Dalam arahannya, Gubernur menilai integrasi ini menjadi kebutuhan mendesak di tengah dinamika pasokan dan harga pangan yang berpotensi mempengaruhi stabilitas ekonomi. Menurutnya, penyelarasan produksi dan distribusi akan menentukan sejauh mana daya tahan pangan Sumsel dapat dipertahankan.

Herman Deru menyampaikan apresiasi kepada PT Paskomnas yang dinilainya memiliki pengalaman kuat dalam pengelolaan pasar induk nasional. Ia menyebut paparan yang diberikan sangat komprehensif dan memberikan harapan baru bagi Sumsel untuk memperkuat posisinya sebagai pemasok hortikultura utama.

“Beliau bukan sekadar mempresentasikan konsep, tetapi mengajak kita membahas tuntas bagaimana menghubungkan hulu dan hilir untuk ketahanan pangan Sumsel. Paparan tadi sangat detail dan tertata,” ujar Herman Deru.

Gubernur juga menyoroti fakta bahwa pasokan Pasar Induk Jakabaring baru 60 persen berasal dari produksi lokal, sementara 40 persen masih dipasok dari luar daerah. Menurutnya, hal ini menunjukkan potensi besar bagi daerah penghasil di Sumsel untuk meningkatkan produksi.

Ia menegaskan bahwa Paskomnas berkomitmen bekerja sama dengan kabupaten/kota untuk menutup kekurangan pasokan tersebut. Selain itu, perusahaan juga siap memberikan pembinaan pola tanam agar produksi lebih berkualitas dan mampu bersaing dengan komoditas dari luar Jawa.

Dalam kesempatan itu, Gubernur menekankan pentingnya integrasi hulu–hilir untuk menjaga kestabilan harga. Ketidaksinkronan antara produksi petani dan permintaan pasar disebutnya menjadi penyebab utama fluktuasi harga yang dapat berdampak langsung pada inflasi daerah.

Ia menambahkan bahwa banyak pasar di Palembang menerima suplai dari berbagai daerah sehingga tanpa integrasi, harga mudah melonjak. Oleh karena itu, ia menilai integrasi bukan hanya soal pasokan, tetapi juga tentang menjaga daya beli masyarakat.

Herman Deru juga menegaskan bahwa orientasi akhir program ini adalah meningkatkan kesejahteraan petani dan memastikan harga pangan tetap terjangkau. Ia menyebut Sumsel kembali menjadi salah satu provinsi terbaik dalam pengendalian inflasi nasional dan akan menerima penghargaan dari Presiden pada 28 November mendatang.

Baca Juga: Sumsel Siap Jadi Destinasi Health Tourism 2026, Peringatan HKN ke-61 Jadi Titik Balik

Untuk memperkuat distribusi pangan, Gubernur meminta agar pembahasan berikutnya difokuskan pada pemetaan produksi daerah, pola tanam, hingga mekanisme bongkar muat di pasar induk. Ia memastikan Pemprov Sumsel terbuka terhadap kerja sama yang memberikan manfaat konkret.

“Kita ingin memastikan bahwa pasar induk benar-benar meng-cover satu provinsi. Karena itu perlu relasi yang jelas antara daerah produksi dan pasar induk,” ujarnya.

Dirut PT Paskomnas menegaskan kesiapan pihaknya menjadi offtaker, memberikan pendampingan, serta mengatur pola tanam berbasis data. Ia menilai banyak daerah di Sumsel berpotensi menjadi sentra hortikultura.

Dengan pembangunan sistem agribisnis terintegrasi, penguatan logistik, pemanfaatan dana desa, dan transformasi digital melalui Sistem Distribusi Pangan Terpadu Sumsel (SDPTS), diharapkan defisit komoditas hortikultura dapat ditekan dan ekosistem pangan modern Sumsel semakin kuat.

Load More