Tasmalinda
Senin, 27 Oktober 2025 | 22:56 WIB
Ilustrasi bantuan sosial (bansos). [ChatGPT]
Baca 10 detik
  • Ratusan warga di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, mundur dari daftar penerima Bansos setelah rumah mereka ditempeli stiker “Keluarga Miskin.”

  • Pemasangan stiker dilakukan Dinas Sosial sebagai bentuk edukasi agar bantuan lebih tepat sasaran.

  • Banyak warga memilih mundur karena merasa sudah mampu dan ingin memberi kesempatan bagi yang lebih membutuhkan.

SuaraSumsel.id - Sebuah fenomena unik terjadi di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu. Ratusan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) memutuskan mengundurkan diri dari daftar penerima bantuan sosial (Bansos) setelah rumah mereka ditempeli stiker bertuliskan “Keluarga Miskin”.

Program penempelan stiker ini dilakukan oleh Dinas Sosial Kabupaten Kepahiang sejak Senin (20/10/2025) di sejumlah wilayah, termasuk Kelurahan Pasar Ujung dan Padang Lekat. Tujuannya untuk memberi tanda dan edukasi kepada masyarakat mengenai siapa saja yang masih berhak menerima Bansos dari pemerintah.

Namun, tak disangka, kebijakan ini justru membuat banyak warga memilih mundur secara sukarela karena merasa malu atau tidak lagi pantas menerima bantuan.

Salah satu warga, Anita, mengaku bahwa keluarganya telah menikmati bantuan sosial selama tujuh tahun terakhir. Kini, setelah ekonomi keluarganya membaik, ia merasa sudah saatnya berhenti menerima bantuan agar bisa digantikan oleh warga lain yang lebih membutuhkan.

“Kami tujuh tahun nikmati Bansos, maka kami nyatakan mundur. Biar yang lain bisa menikmati juga, gantian,” ujar Anita kepada wartawan.

Keputusan itu langsung direspons Dinas Sosial dengan mencabut stiker “Keluarga Miskin” dari rumah Anita dan beberapa warga lain yang mengundurkan diri.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kepahiang, Helmi Johan, menegaskan bahwa pemasangan stiker bukan bentuk hukuman atau penghinaan, melainkan cara edukatif untuk menumbuhkan kesadaran sosial dan kejujuran dalam menerima bantuan.

“Pemasangan stiker itu edukasi. Kalau masih mau menerima Bansos, ya stikernya tetap ada. Kalau mengundurkan diri, akan kita copot,” jelas Helmi, Rabu (22/10/2025).

Ia juga mengungkap, selama proses pemasangan, pihaknya menemukan beberapa penerima Bansos yang sudah memiliki rumah permanen, kendaraan pribadi, bahkan penghasilan tetap.

Baca Juga: Sumsel Sepekan: Dari Kritik ke Laporan Polisi, Ada Apa di SMKN 7 Palembang?

“Program ini membuat banyak warga akhirnya sadar dan jujur dengan kondisi ekonominya,” tambahnya.

Dari Malu Jadi Gerakan Sosial

Fenomena mundurnya warga dari daftar penerima bantuan ini kini menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak netizen memuji sikap warga Kepahiang yang berjiwa besar dan rela melepaskan hak demi keadilan sosial.

“Kalau semua daerah punya warga seperti ini, Bansos pasti lebih tepat sasaran,” tulis salah satu komentar di Facebook.

Di sisi lain, kebijakan stiker “Keluarga Miskin” ini juga menuai pro dan kontra. Sebagian menilai langkah itu efektif untuk menumbuhkan kesadaran, namun sebagian lain menilai bisa melukai perasaan warga miskin yang benar-benar membutuhkan.

Apa pun tanggapannya, kebijakan ini terbukti membuat masyarakat lebih terbuka terhadap evaluasi diri. Dinas Sosial menyebut, hingga pekan ini, lebih dari 100 keluarga di Kepahiang telah resmi mengundurkan diri dari daftar Bansos.

Load More