Tasmalinda
Senin, 27 Oktober 2025 | 15:15 WIB
Kalium humat menjadi salah satu bentuk hilirisasi batu bara yang dilakukan oleh PTBA
Baca 10 detik
  • PT Bukit Asam mengolah batu bara menjadi kalium humat untuk pertanian.

  • Inovasi ini membantu meningkatkan kesuburan tanah dan hasil panen.

  • Program tersebut menjadi bagian dari komitmen PTBA menuju energi dan ekonomi hijau

SuaraSumsel.id - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) kembali mencuri perhatian publik dengan langkah tak biasa yakni mengubah “si hitam” batu bara menjadi sumber kehidupan baru bagi tanah pertanian Indonesia. Di tengah gencarnya transisi menuju energi bersih, perusahaan tambang milik negara ini justru melangkah lebih jauh yakni menghadirkan inovasi ramah lingkungan yang tak hanya mengurangi emisi, tetapi juga menumbuhkan pangan.

Melalui olahan batu bara menjadi kalium humat, PTBA membuktikan bahwa kekayaan tambang bisa bertransformasi menjadi kekuatan hijau yang menyehatkan bumi, menumbuhkan padi, dan menyalakan harapan swasembada pangan nasional.

Kalium humat menjadi salah satu bentuk hilirisasi batu bara yang dilakukan oleh PTBA untuk mendukung Asta Cita Presiden Republik Indonesia yang berfokus pada kemandirian pangan, hilirisasi industri, dan kesejahteraan masyarakat.

PTBA bahkan telah siap mengkomersialisasikan produk kalium humat ini dengan merek BA Grow. Nantinya, BA Grow yang siap dikomersialisasikan itu akan berbentuk padat dan cair. Produk ini juga telah memenuhi standar senyawa humat sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 261/KPTS/SR.310/M/4/2019.

“Inovasi ini menjadi bukti bahwa batu bara tidak selalu identik dengan energi fosil yang hitam. Dengan pendekatan teknologi yang tepat, sumber daya alam tersebut dapat diolah menjadi produk ramah lingkungan yang mendukung sektor pangan nasional,” jelas Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA, Turino Yulianto dalam Hipmi-Danantara Indonesia Business Forum 2025, di Jakarta, Senin (20/10/2025).

*Siap Kolaborasi dengan Berbagai Pihak*

Turino menambahkan, PTBA juga membuka peluang kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan kalium humat. Adapun saat ini, PTBA telah menjalankan pilot project konversi batu bara menjadi kalium humat dengan para ahli geologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Dari proyek percontohan ini, perusahaan berhasil memproduksi 150 ton kalium humat per tahun.

“Kami sangat terbuka untuk bekerja sama. Tidak hanya reseller, tapi juga partner strategis — baik penyedia teknologi maupun investor yang ingin membangun kemitraan jangka panjang. Kami sadar, inovasi sebesar ini tidak mungkin dijalankan sendirian,” tuturnya.

Turino menegaskan, langkah ini menjadi bagian dari upaya PTBA untuk memperkuat peran sektor pertambangan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Dengan mengolah batubara menjadi produk bernilai tambah seperti kalium humat, PTBA tak hanya menciptakan peluang bisnis baru, tetapi juga berkontribusi langsung pada ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan.

Baca Juga: PLTS Irigasi dari PTBA Bikin Petani Muara Enim Panen Lebih Cepat dan Hemat Energi

Load More