Tasmalinda
Kamis, 02 Oktober 2025 | 11:03 WIB
Petugas Manggala Agni Daops Kota Jambi memasang selang saat memadamkan api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lahan gambut Desa Gambut Jaya, Muaro Jambi, Jambi, Rabu (30/7/2025). [ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/foc]
Baca 10 detik
  • Luasan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan mencapai 2.935,8 hektare hingga Agustus 2025.

  • Lahan mineral paling luas terbakar dengan total 2.855,6 hektare.

  • Karhutla di lahan gambut terjadi di lima daerah dengan luas 80,2 hektare.

SuaraSumsel.id - Luasan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan (Sumsel) hingga Agustus 2025 mencapai 2.935,8 hektare. Data ini berasal dari Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan Wilayah Sumatera berdasarkan analisis citra satelit bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Kepala Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Wilayah Sumatera, Ferdian Kristanto, menjelaskan bahwa dari total karhutla, lahan mineral terdampak paling luas, mencapai 2.855,6 hektare, sedangkan lahan gambut tercatat seluas 80,2 hektare.

"Tujuh kabupaten di Sumsel mengalami karhutla, dengan Musi Banyuasin paling luas, yakni 855,8 hektare," ujar Ferdian di Palembang, Selasa (2/10/2025). Kabupaten lain yang terdampak antara lain Ogan Komering Ilir 473,6 hektare, Musi Rawas 362,6 hektare, Ogan Komering Ulu 265,5 hektare, Ogan Ilir 351,1 hektare, Empat Lawang 164,5 hektare, dan Muara Enim 116,7 hektare.

Selain itu, karhutla juga tercatat di Lahat 99,2 hektare, Musi Rawas Utara 86,7 hektare, Penukal Abab Lematang Ilir 76,7 hektare, Banyuasin 37,8 hektare, Lubuklinggau 27,7 hektare, OKU Timur 15,8 hektare, dan Pagar Alam 2,1 hektare. Sementara Prabumulih, OKU Selatan, dan Palembang belum terpantau adanya karhutla dari citra satelit.

Khusus karhutla di lahan gambut, terjadi di lima daerah, dengan luas terbakar paling besar di Ogan Komering Ilir (45,4 hektare), diikuti Banyuasin 13,2 hektare, Muara Enim 11 hektare, Musi Banyuasin 8,9 hektare, dan Muratara 1,7 hektare.

Ferdian menekankan bahwa pemantauan karhutla melalui citra satelit menjadi kunci untuk deteksi dini dan langkah cepat penanganan, guna mengurangi risiko kerusakan lingkungan dan kesehatan masyarakat akibat asap. [ANTARA]

Load More