Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Senin, 30 Juni 2025 | 07:30 WIB
jembatan ambruk di Kabupaten Lahat dan Muara Enim

SuaraSumsel.id - Pagi ini, aroma darurat masih terasa kuat di Desa Muara Lawai, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan pasca ambruknya jembatan penghubung utama antara Kabupaten Lahat dan Muaraenim pada Minggu (29/6) pukul 23.10 WIB.

Jembatan yang berada di jalur nasional itu runtuh total, mengakibatkan empat truk terjun bebas ke bawah dan jalur lalu lintas benar-benar lumpuh dari kedua arah.

Tim gabungan dari polisi, TNI, BPBD, dan warga setempat sejak dini hari masih berada di lokasi.

Evakuasi badan truk yang terjebak di antara reruntuhan dilakukan dengan alat berat, sementara petugas PT KAI melakukan pengecekan cepat terhadap rel kereta api yang ikut tertimpa badan jembatan.

Baca Juga: Aroma Kopi Sumsel Menyebrangi Pulau: Dari Toko Kecil ke Cangkir Nusantara Bersama JNE

 Jalur Nasional Terputus Total

Jembatan Muara Lawai selama ini menjadi nadi penghubung utama bagi arus logistik, kendaraan pribadi, dan angkutan umum yang melintasi Sumatera Selatan.

Setelah ambruknya jembatan tersebut, tidak ada jalur alternatif langsung yang bisa dilalui kendaraan berat.

"Semua kendaraan dari arah Lahat ke Muaraenim dan sebaliknya, termasuk angkutan barang dan bus AKAP, terpaksa berhenti total, bahkan ada yang memutar jauh lewat Pagaralam," kata Kapolsek Merapi Timur, IPTU Hendri, di lokasi kejadian.

Empat Truk Jatuh: Evakuasi Berlangsung Penuh Risiko

Baca Juga: Diterpa Sumsel United, Suporter Sriwijaya FC Tetap Padati Latihan Perdana

Keempat truk yang jatuh saat jembatan ambruk diketahui mengangkut barang logistik dari arah Muaraenim ke Lahat. Belum ada keterangan resmi mengenai kondisi para sopir, namun petugas medis telah disiagakan di lokasi sejak semalam.

“Dua sopir berhasil menyelamatkan diri sebelum jembatan benar-benar runtuh, sementara dua lainnya masih dalam proses evakuasi. Kami sedang menunggu alat berat tambahan,” ujar petugas BPBD Lahat.

Rel Kereta Api Tertimpa: Potensi Gangguan Jalur KA Sumsel

Di bawah jembatan terdapat rel aktif yang digunakan untuk jalur kereta api barang dan penumpang. Dari pantauan lapangan, beberapa bagian rangka jembatan menimpa rel, yang berpotensi besar mengganggu jadwal operasional kereta api di jalur ini.

“Kami masih menunggu asesmen dari tim teknis PT KAI. Tapi kemungkinan besar jalur ini akan dihentikan sementara demi keselamatan,” ujar seorang petugas keamanan stasiun terdekat.

Beban Berat Dipaksakan ke Jembatan Lama

Jembatan yang ambruk tersebut sebenarnya merupakan jembatan lama. Sementara jembatan baru yang berada tepat di sampingnya sedang menjalani proses renovasi lantai.

Akibatnya, semua beban kendaraan—termasuk truk-truk besar—dialihkan ke jembatan lama, yang sudah berumur puluhan tahun dan diduga tidak lagi layak menanggung beban berat.

“Ini seperti bom waktu. Semua orang tahu jembatan lama itu sudah tua dan goyang, tapi tetap dipakai karena tidak ada pilihan,” ujar Didi, warga sekitar yang menyaksikan kejadian tersebut.

Hingga siang ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Pemerintah Kabupaten Lahat, Balai Besar Jalan Nasional, maupun Dinas PU Sumsel.

Warga mendesak adanya tanggapan cepat dan transparansi soal penyebab, serta rencana darurat penanganan lalu lintas dan pembangunan jembatan baru.

“Kami bukan cuma butuh jalan, tapi juga kepastian dan perlindungan nyawa. Jangan tunggu ada korban jiwa baru bertindak,” tegas Dedi, tokoh pemuda setempat.

Kejadian ambruknya jembatan di Muara Lawai mengungkap rentannya infrastruktur jalan nasional di Sumatera Selatan, terutama jika perencanaan teknis dan pengawasan pelaksanaan proyek tidak dilakukan secara cermat.

Tidak hanya soal fisik bangunan, tetapi juga manajemen beban lalu lintas dan kesiapan jalur alternatif saat proyek renovasi berlangsung.

Masyarakat menanti tanggapan cepat dari pemerintah dan langkah nyata untuk memulihkan konektivitas, mengevakuasi kendaraan, memperbaiki rel kereta, serta memastikan kejadian serupa tak terulang lagi.

Load More