SuaraSumsel.id - Musim kompetisi Liga 2 Indonesia 2025/2026 akan diwarnai dinamika baru di sepak bola Sumatera Selatan.
Dua klub kebanggaan daerah ini, Sriwijaya FC dan Sumsel United, dipastikan sama-sama bermarkas di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ), Palembang.
Langkah ini menimbulkan beragam pertanyaan: bagaimana jadwal pertandingan diatur? Bagaimana dampaknya bagi para suporter, pengelola stadion, dan wajah sepak bola Sumsel?
Sriwijaya FC Resmi Bermarkas di GSJ Musim Depan
Kepastian Sriwijaya FC tetap bermarkas di GSJ diumumkan langsung oleh Direktur Keuangan PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM), Ajie Syahrial Bastari, pada Sabtu (28/6).
Pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Jakabaring Sport City (JSC), selaku pengelola stadion.
“Alhamdulillah kita sudah tanda tangan bersama PT JSC. Musim depan SFC tetap bermarkas di Stadion GSJ,” ujar Ajie.
“Dengan kerja sama ini, kami bisa langsung mendaftar ke PT LIB, karena ini adalah salah satu syarat utama.”
Sumsel United: Pendatang Baru yang Juga Bermarkas di GSJ
Sejak didirikan, Sumsel United telah menjadikan GSJ sebagai markas latihannya, dan belakangan juga mendaftarkan stadion kebanggaan Sumsel itu sebagai homebase untuk kompetisi mendatang.
Baca Juga: Terbaru 2025! 34 SPKLU di Sumsel Siap Dukung Perjalanan Mobil Listrik Tanpa Cemas
Dengan demikian, dua klub Liga 2 dari provinsi yang sama akan menggunakan stadion yang sama dalam satu musim.
Secara infrastruktur, GSJ—dengan kapasitas sekitar 23.000 penonton—memang masih menjadi stadion termegah di Pulau Sumatera dan sangat layak menggelar pertandingan profesional.
Namun, keberadaan dua klub dalam satu stadion menuntut koordinasi ketat antara pengelola, klub, dan penyelenggara liga.
Potensi Dampak: Jadwal, Suporter, dan Identitas Klub
1. Penjadwalan Ketat dan Potensi Bentrok
Liga 2 dikenal padat dalam waktu singkat. Dengan dua klub berbagi stadion, jadwal pertandingan kandang harus benar-benar diatur agar tidak tumpang tindih. Kondisi cuaca, kesiapan lapangan, dan kesiapan panitia pelaksana juga menjadi pertimbangan besar.
2. Dinamika Rivalitas Suporter
Sriwijaya FC punya basis suporter kuat seperti Sriwijaya Mania (S-Man) dan Singamania. Sementara Sumsel United masih membangun identitas. Namun, jika keduanya terus bermain di stadion yang sama, potensi rivalitas bisa tumbuh secara alami—baik sehat maupun berisiko konflik.
Berita Terkait
-
Sumsel United Mulai Bangun Kekuatan, Resmi Gaet Hapit Ibrahim sebagai Pemain Pertama
-
Gebrakan Sumsel United! 3 Mantan Bintang SFC Kini Jadi Pelatih Dampingi Nil Maizar
-
Bukan di Bumi Sriwijaya, Ini Alasan Sumsel United Pilih Jakabaring untuk Latihan Perdana
-
Rekam Jejak Ahmad Zulkifli, Pelatih Baru Sriwijaya FC yang Siap Bawa ke Liga 1
-
Eks Pelatih SFC Singgung Klub Baru Liga 2: Jangan Proyek Instan, Termasuk Sumsel United?
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Resmi Diumumkan, Ini Jadwal Pengambilan Racepack Sriwijaya Ranau Gran Fondo 2025
-
Bersaing Ketat! 10 Mobil Bensin Populer yang Kini Punya Versi Listrik Tandingan
-
Kisah Pilu Pria Ogan Ilir: Sering Diusir Keluarga, Kini Menolak Pulang Meski Dijemput Anak
-
Siapa Ribka Tjiptaning? Penulis 'Aku Bangga Jadi Anak PKI' yang Dipolisikan soal Soeharto
-
135 Event Wisata Palembang 2026 Resmi Dirilis Sepanjang Tahun