SuaraSumsel.id - Bau ketiak merupakan aroma tidak sedap yang muncul akibat keringat yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat di area ketiak bercampur dengan bakteri pada kulit.
Keringat di ketiak mengandung lebih banyak protein dan lemak dibandingkan keringat di bagian tubuh lain. Sehingga ketika bakteri memecah protein tersebut, terbentuklah bau yang tidak sedap.
Bau ketiak bukanlah penyakit, melainkan kondisi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keringat berlebih (hiperhidrosis) yang mempercepat pertumbuhan bakteri.
Perubahan hormon, misalnya saat pubertas, menstruasi, kehamilan, atau menopause. Kebersihan yang kurang, seperti malas mencukur bulu ketiak atau tidak menggunakan deodoran.
Makanan tertentu yang dikonsumsi, seperti bawang, rempah, atau makanan pedas, dan kondisi medis tertentu seperti diabetes yang dapat menyebabkan bau badan khas akibat penumpukan keton.
Untuk menghilangkan bau ketiak, beberapa cara yang efektif antara lain mandi dua kali sehari dengan sabun antibakteri, menggunakan deodoran atau antiperspiran, mengenakan pakaian yang menyerap keringat, menjaga pola makan, dan mencukur bulu ketiak secara teratur.
Dampak bau ketiak cukup signifikan, terutama dari sisi sosial dan psikologis seperti menurukan kepercayaan diri, orang yang mengalami bau ketiak sering merasa minder dan kurang percaya diri dalam berinteraksi sosial.
Bau badan bisa menjadi objek ejekan, komentar negatif, atau penilaian buruk dari lingkungan sekitar.
Bau ketiak yang tidak sedap dapat menyebabkan rasa cemas berlebihan, takut dinilai orang lain, hingga menghindari pertemuan sosial.
Mengganggu suasana hati dan produktivitas kerja dan bau badan yang tidak sedap bisa mempengaruhi mood, suasana hati, dan performa kerja seseorang.
Bau ketiak yang berkaitan dengan stres dan kecemasan bisa menciptakan siklus negatif di mana stres memperparah bau badan dan sebaliknya.
Menariknya, penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa paparan bau keringat manusia dalam terapi mindfulness dapat membantu meredakan kecemasan sosial, menunjukkan hubungan kompleks antara bau ketiak dan kondisi psikologis.
Jika bau ketiak tetap mengganggu meski sudah melakukan perawatan, sebaiknya konsultasi ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Berikut adalah lima cara efektif yang bisa Anda lakukan untuk menghilangkan bau ketiak, berdasarkan sumber medis terpercaya dan tips alami:
1. Menjaga Kebersihan Tubuh Secara Rutin
Mandi secara teratur, minimal dua kali sehari, sangat penting untuk menghilangkan keringat dan bakteri penyebab bau di area ketiak. Gunakan sabun antibakteri agar bakteri yang menempel bisa benar-benar hilang.
2. Mencukur atau Membersihkan Bulu Ketiak
Bulu ketiak yang lebat dapat memerangkap keringat dan memudahkan bakteri berkembang biak.
Mencukur bulu ketiak secara rutin akan memudahkan area tersebut tetap bersih dan mengurangi risiko bau.
3. Menggunakan Deodoran atau Antiperspirant
Deodoran membantu menutupi bau sedangkan antiperspirant mengurangi produksi keringat. Pilih produk yang sesuai dengan kebutuhan Anda, dan gunakan setelah mandi saat kulit benar-benar kering.
4. Mengaplikasikan Bahan Alami
Beberapa bahan alami yang terbukti efektif antara lain:
- Lemon: Gosokkan irisan lemon pada ketiak, diamkan beberapa menit, lalu bilas. Lemon membantu menurunkan pH kulit sehingga bakteri sulit berkembang.
- Cuka sari apel: Oleskan pada ketiak untuk menurunkan kadar pH dan membunuh bakteri.
- Baking soda: Campur dengan air hingga menjadi pasta, oleskan pada ketiak, diamkan sekitar 15 menit, lalu bilas. Baking soda menyerap kelembapan dan membasmi bakteri.
5. Menghindari Pemicu Bau dari Makanan dan Pakaian
Batasi konsumsi makanan yang dapat memperparah bau ketiak seperti bawang putih, bawang bombay, makanan pedas, dan minuman berkafein atau beralkohol.
Selain itu, gunakan pakaian bersih dan berbahan menyerap keringat seperti katun, serta segera ganti pakaian jika sudah basah oleh keringat.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas secara konsisten, bau ketiak dapat dikontrol dan rasa percaya diri pun meningkat.
Jika bau ketiak tetap membandel meski sudah melakukan berbagai cara, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Berita Terkait
-
PDIP: BPJS Bukan Asuransi tapi Hibah Negara buat Rakyat!
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Soroti Masalah Kesehatan, Ribka PDIP: Negara Tak Boleh Abai, Pasien bukan Sekedar Angka Statistik!
-
Kasus Cacingan Anak Kembali Berulang, Pakar Kesehatan: Negara Masih Abai
-
FOMO Bikin Gelisah? Temukan Kedamaian Hidup dengan Digital Detox
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
-
Menkeu Purbaya Klaim Gugatan Tutut Soeharto Sudah Dicabut, Tapi Perkara Masih Aktif
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
Terkini
-
Buntut Kasus Kepsek, KPK Periksa LHKPN Wali Kota Arlan: Isinya Cuma Truk & Buldoser
-
Vonis Bukan Akhir, KPK Kembali Periksa Dodi Reza Alex di Kasus Korupsi Muba
-
BRI Banjir Berkah: Rekomendasi Buy dari Goldman Sach Dongkrak Optimisme
-
Dorong Ekonomi Kerakyatan Bergeliat, BRI Salurkan KUR Rp114,28 Triliun
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa