Scroll untuk membaca artikel
Bella
Kamis, 29 Mei 2025 | 16:45 WIB
Ilustrasi harga emas (Unsplash)

SuaraSumsel.id - Di tengah bayang-bayang resesi global, inflasi tinggi, dan ketidakpastian geopolitik, para investor kian waspada dalam memilih instrumen yang tepat untuk menjaga nilai aset mereka.

Dua aset yang kerap disebut sebagai "safe haven" dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi adalah emas dan kripto.

Ilustrasi emas (Unsplash)

Namun, pertanyaannya mana yang lebih menguntungkan dan aman untuk jangka panjang—crypto atau emas?

Emas: Investasi Tradisional yang Terbukti Stabil

Emas telah menjadi simbol kekayaan dan alat lindung nilai (hedging) sejak ribuan tahun lalu. Dalam dunia keuangan modern, emas masih dianggap aset konservatif yang tangguh menghadapi tekanan ekonomi global.

Baca Juga: Harga Emas di Palembang Stabil di Rp10,2 Juta per Suku, Peluang Investasi Menarik

Keunggulan Emas:

1.  Stabilitas Harga

Emas cenderung stabil dan bahkan meningkat saat ekonomi mengalami pelemahan atau gejolak geopolitik. Ini membuatnya menjadi pelindung nilai terhadap inflasi.

2. Likuiditas Tinggi

Emas mudah diperjualbelikan di pasar global. Baik dalam bentuk fisik maupun digital (emas digital/ETF), aset ini tetap diminati oleh investor institusional dan ritel.

3. Tidak Terikat oleh Sistem Finansial

Baca Juga: Cara Membuka Tabungan Emas di Pegadaian dan Tokopedia, Mudah dan Menguntungkan!

Karena tidak bergantung pada institusi keuangan, emas tidak terkena dampak langsung jika terjadi krisis perbankan atau kebijakan moneter yang ekstrem.

Namun, emas juga memiliki kekurangan. Potensi keuntungan dari investasi emas cenderung lebih lambat dibanding aset berisiko tinggi. Di saat pasar saham atau crypto melonjak, emas justru bergerak moderat.

Crypto: Aset Digital Berisiko Tinggi, Imbal Hasil Tinggi

Di sisi lain, kripto seperti Bitcoin dan Ethereum menawarkan potensi pertumbuhan luar biasa dalam waktu singkat.

Sejak kemunculannya, aset digital ini telah menarik perhatian generasi muda dan investor berorientasi teknologi.

Keunggulan Crypto:

1. Potensi Imbal Hasil Tinggi

Dalam dekade terakhir, kripto mencatatkan pertumbuhan harga yang fantastis. Bitcoin, misalnya, pernah mencetak return ribuan persen dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun.

2. Transparansi dan Desentralisasi

Teknologi blockchain memungkinkan transaksi aman, transparan, dan tanpa campur tangan otoritas pusat.

3. Adopsi Semakin Luas

Semakin banyak perusahaan besar dan institusi keuangan mulai mengadopsi kripto, baik sebagai alat pembayaran maupun aset investasi.

Namun, kripto juga tidak lepas dari volatilitas ekstrem. Fluktuasi harga bisa sangat tajam hanya dalam hitungan jam, dipicu oleh sentimen pasar, kebijakan pemerintah, atau cuitan tokoh publik.

Mana yang Cocok di Tahun Ketidakpastian?

Ketika ekonomi dunia masih diliputi ketidakpastian dari perang dagang, fluktuasi suku bunga, hingga ancaman stagflasi strategi investasi yang cermat sangat dibutuhkan.

Jika kamu adalah investor konservatif yang menghindari risiko besar, emas tetap menjadi pilihan utama. Nilainya relatif stabil dan terbukti mampu bertahan dari berbagai krisis global.

Namun jika kamu memiliki toleransi risiko tinggi dan memahami dinamika pasar digital, crypto bisa menjadi instrumen pelengkap dengan peluang cuan yang lebih besar.

Strategi Cerdas: Diversifikasi

Para ahli keuangan sepakat bahwa kunci menghadapi ketidakpastian ekonomi adalah diversifikasi portofolio.
Menggabungkan emas dan kripto dalam proporsi yang sesuai dengan profil risiko dapat memberikan perlindungan sekaligus peluang pertumbuhan.

Contohnya:

70% aset di emas dan instrumen konservatif

30% di crypto untuk peluang pertumbuhan agresif

Dengan pendekatan ini, investor dapat menyeimbangkan antara keamanan dan potensi keuntungan.

Baik crypto maupun emas memiliki keunggulan masing-masing. Emas dikenal sebagai penyimpan nilai yang stabil, sementara crypto menawarkan potensi pertumbuhan cepat dengan risiko tinggi.

Di tahun-tahun penuh ketidakpastian ekonomi, tak ada pilihan tunggal yang sempurna semuanya bergantung pada tujuan keuangan, profil risiko, dan strategi yang diterapkan.

Jadi, daripada memilih salah satu, mengapa tidak memanfaatkan kekuatan keduanya?

Load More