Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Rabu, 21 Mei 2025 | 17:07 WIB
tumpukan emas di tempat sampah di Palembang, Sumatera Selatan

SuaraSumsel.id - Di balik peluh dan debu jalanan, ternyata ada kisah emas yang tersimpan.

Seorang emak-emak anggota pasukan kuning—julukan untuk petugas kebersihan—membuat hadirin tertawa dan takjub saat menceritakan kisah langkanya di hadapan Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, pada acara peluncuran program "Satu Kelurahan, Satu Bank Sampah", belum lama ini.

Dengan logat khas Palembang dan semangat yang tak pernah padam meski usianya sudah tak muda lagi, perempuan tangguh ini mengisahkan keberuntungannya yang tak terlupakan: menemukan emas dalam tumpukan sampah!

Peristiwa itu terjadi jauh sebelum era media sosial dan ponsel pintar, tepatnya pada tahun 1997.

Baca Juga: Peluru Nyasar Gegerkan 16 Ulu Palembang, Kernet Gas Tertembak Saat Bongkar Tabung Elpiji

Saat itu, seperti biasa, ia menyapu sampah di sudut-sudut kota, hingga matanya menangkap kilauan mencurigakan di antara sobekan plastik dan tumpukan dedaunan kering.

“Waktu itu emasnya masih merah banget... terklewer-klewer,” ujarnya, sambil menirukan gerakan emas yang menjuntai saat ditemukan.

Cerita ini sontak mengundang gelak tawa dan tepuk tangan dari para tamu undangan yang hadir.

Emas yang ia temukan bukan sembarang perhiasan.

Ia menaksir nilainya saat itu sekitar Rp800 ribu—jumlah yang sangat besar di tahun 1997, cukup untuk membeli sepeda motor bekas atau bahkan membayar uang muka rumah kecil.

Baca Juga: Harga Emas di Palembang Naik! Antam Tembus Rp1,97 Juta per Gram, Ini Penyebabnya

Namun keberuntungan tak berhenti sampai di situ.

Beberapa tahun setelah kejadian emas itu, sang emak-emak kembali menemukan harta karun lain di tempat yang tak disangka-sangka: tumpukan sampah di depan PTC Mall Palembang.

Kali ini, bukan emas, tapi uang tunai!

“Saya nemu duit Rp50 ribu, ada 17 lembar! Di tempat sampah! Di depan PTC!,” ceritanya bersemangat. Artinya, ia menemukan uang sebanyak Rp850 ribu, lagi-lagi tanpa disengaja, hanya berbekal tekun menyapu jalan.

Pejuang Jalanan Sejak 1992: Emak-emak yang Setia Menjaga Wajah Kota

Emak-emak ini bukanlah petugas kebersihan biasa. Ia telah mengabdi sejak tahun 1992—lebih dari tiga dekade mengayunkan sapu, mengangkat kantong sampah, dan memastikan jalan-jalan Palembang tetap bersih dan nyaman bagi warganya.

Load More