SuaraSumsel.id - Sumatera Selatan, salah satu provinsi yang kaya akan sumber daya alam dan budaya, terus bergerak dinamis di tengah tantangan zaman.
Dari hiruk pikuk kota Palembang yang menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi, hingga kehidupan tenang di desa-desa pesisir Banyuasin dan Ogan Komering Ilir, masing-masing daerah menghadapi persoalan yang berbeda namun saling berkaitan dalam bingkai pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
1. Palembang
Kota Palembang sebagai ibu kota provinsi masih menjadi episentrum pertumbuhan di Sumatera Selatan.
Baca Juga: Breaking News! Ibu Kades Tewas Ditembak Anak Hanya Gara-Gara Utang Rp 3 Juta
Berbagai pembangunan infrastruktur terus dikejar, mulai dari pelebaran jalan, penataan kawasan kumuh, hingga pembangunan pusat-pusat kuliner dan UMKM.
Namun, modernisasi ini juga diiringi oleh tantangan klasik: kemacetan yang semakin parah, terutama di kawasan simpang Jakabaring, Kertapati, dan Macan Lindungan.
Banyak warga mengeluhkan lambatnya penataan lalu lintas, serta maraknya kendaraan angkutan barang yang melintas di siang hari.
2. Banyuasin
Kabupaten Banyuasin menjadi salah satu wilayah penghasil sawit terbesar di Sumsel.
Baca Juga: PPDS FK Unsri DisarankanTempuh Jalur Hukum Usai Ditendang Dokter RSMH
Perkebunan menjadi penggerak ekonomi lokal.
Di beberapa kecamatan seperti Air Kumbang dan Muara Padang, warga mulai mengeluhkan rusaknya jalan akibat truk pengangkut hasil sawit.
Belum lagi isu pencemaran air sungai dan konflik lahan antara warga dengan perusahaan perkebunan yang masih sering terjadi.
3. OKU Timur
OKU Timur dikenal sebagai lumbung padi Sumatera Selatan.
Namun di balik produktivitas yang tinggi, para petani juga menghadapi ketidakpastian harga dan masalah keamanan di beberapa wilayah perbatasan seperti Belitang dan Martapura.
Baru-baru ini, warga digegerkan oleh insiden penembakan oleh anak terhadap ibu kandungnya sendiri di Desa Bangun Rejo, yang membuka luka lama tentang tingginya angka kepemilikan senjata api rakitan di daerah tersebut.
4. Lahat
Di Kabupaten Lahat, aktivitas pertambangan batubara yang masif telah memberikan pendapatan bagi daerah, namun di sisi lain merusak ekosistem dan kenyamanan hidup masyarakat.
Beberapa desa mengeluhkan debu tambang yang mencemari udara serta kerusakan jalan akibat aktivitas kendaraan berat.
Di sisi lain, warga juga menuntut adanya CSR (Corporate Social Responsibility) dari perusahaan tambang yang lebih konkret dan menyentuh kebutuhan dasar masyarakat.
5. Musi Banyuasin (Muba)
Muba selama ini dikenal sebagai daerah penghasil minyak bumi.
Namun, pemerintah daerah kini tengah menggalakkan transisi menuju energi terbarukan dan diversifikasi ekonomi.
Proyek bioenergi berbasis kelapa sawit mulai dirintis, serta pelatihan UMKM untuk masyarakat desa digencarkan.
Meski begitu, prosesnya tidak mudah. Banyak masyarakat yang masih menggantungkan hidup dari pekerjaan kasar di sektor migas dan belum siap beralih ke sektor ekonomi baru.
6. PALI
Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) sebagai kabupaten termuda di Sumsel terus menunjukkan geliat pembangunan.
Peningkatan fasilitas pendidikan dan layanan kesehatan menjadi fokus utama pemerintah daerah. Namun, masalah pengangguran dan kurangnya lapangan kerja formal masih menjadi PR besar, terutama bagi lulusan SMA dan perguruan tinggi lokal.
7. Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir (OKI)
Sebagai daerah yang dilintasi banyak sungai besar, OI dan OKI sangat bergantung pada hasil perairan.
Sayangnya, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan menyebabkan meningkatnya ancaman banjir setiap tahun.
Desa-desa di sepanjang Sungai Komering dan Sungai Lempuing sering terendam, memaksa warga untuk mengungsi dan kehilangan mata pencaharian.
Program normalisasi sungai pun dinilai belum menyentuh akar permasalahan.
Harapan Menuju Masa Depan Sumsel yang Berkelanjutan
Potret kehidupan daerah-daerah di Sumatera Selatan menunjukkan bahwa provinsi ini bukan hanya soal minyak, batubara, dan sawit, tapi juga tentang asa untuk masa depan yang lebih baik.
Dengan perencanaan yang adil dan pembangunan yang merata, Sumsel punya potensi besar menjadi provinsi yang tak hanya kaya, tetapi juga sejahtera secara menyeluruh.
Berita Terkait
-
Breaking News! Ibu Kades Tewas Ditembak Anak Hanya Gara-Gara Utang Rp 3 Juta
-
PPDS FK Unsri DisarankanTempuh Jalur Hukum Usai Ditendang Dokter RSMH
-
Tergiur Untung Instan, Pria Palembang Rugi Rp 77 Juta karena Trading Fiktif
-
Belanja Hemat di Klikindogrosir, Kupon Rp 200.000 Menanti Kamu di Payday
-
Sumsel Pakai Drone Tebar Benih, Kini Masuk 5 Besar Produksi Pangan Nasional
Tag
Terpopuler
- Pemain Keturunan Berbandrol Rp208 M Kirim Kode Keras Ingin Bela Timnas Indonesia
- 6 Rekomendasi City Car Bekas Mulai Rp29 Jutaan: Murah dan Irit Bensin
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 9 Rekomendasi HP Murah Rp 1,5 Jutaan di Juni 2025, Duet RAM 8 GB dan Memori 256 GB
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Kapasitas 8 Orang, Kursi Nyaman untuk Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Rudiantara Ungkap Kasus Fraud eFishery dan Investree Buat Pendanaan Startup RI Anjlok
-
Rudiantara Sentil OJK Soal Aturan 'Saklek' Pinjol: Jangan Terlalu Kencang, Nanti Mati!
-
PSSI Sebut Persija Tak Penuhi 'Syarat' Ikut Piala Presiden 2025: Kita Tak Pilih-pilih
-
Perbandingan Spesifikasi iQOO Z10 vs Infinix GT 30 Pro, Duel HP Gaming 4 Jutaan
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
Terkini
-
Ini Penyakit yang Bisa Diredakan dengan Air Rebusan Lengkuas
-
Yuk Klaim 5 Saldo DANA Kaget Ini Sekarang! Siapa Tahu Kamu Dapat Rp449 Ribu Hari Ini!
-
5 Cara Efektif Menghilangkan Bau Ketiak yang Menurunkan Percaya Diri
-
3 Rekomendasi Bedak Wardah Terbaik untuk Wajah Glowing dan Tahan Lama
-
3 Link DANA Kaget Siang Ini Bernilai 213.000, Buruan Klaim Sebelum Kehabisan!