Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Senin, 17 Maret 2025 | 17:29 WIB
Palembang masih dikepung banjir, sekolah digelar secara daring

SuaraSumsel.id - Hujan deras yang mengguyur Kota Palembang pada Senin (17/3/2025) kembali menyebabkan banjir di berbagai wilayah.

Tak hanya merendam pemukiman warga, genangan air juga masuk ke dalam sejumlah sekolah, memaksa ribuan siswa untuk belajar dari rumah.

Dinas Pendidikan Kota Palembang mengambil langkahdengan mengalihkan proses pembelajaran ke sistem daring.

Beberapa sekolah yang terdampak cukup parah di antaranya adalah SD Negeri 165, SD Negeri 247, SMP Negeri 23, dan TK DW Kota Palembang.

Baca Juga: Lebaran Tanpa Macet? Tol Palembang-Betung Difungsikan Sebagai Jalur Alternatif Mudik

Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang, Adrianus Amri, mengatakan bahwa keputusan ini diambil demi keamanan para siswa.

"Kita utamakan keselamatan anak-anak. Takutnya mereka bermain air dan terbawa arus," ujarnya saat meninjau kondisi SD Negeri 247 Palembang.

Meski belajar dilakukan secara daring, Amri memastikan bahwa proses pembelajaran tetap berjalan sesuai jadwal.

Guru-guru diwajibkan mengirim materi melalui WhatsApp, dan siswa harus mengirimkan tugas sesuai waktu pelajaran. "Belajar tetap berlangsung, hanya saja dilakukan dari rumah," tambahnya.

Namun, yang menjadi pertanyaan besar adalah sampai kapan kondisi ini akan terus berulang?

Baca Juga: Waktu Imsak 15 Ramadan 1446 Hijriah untuk di Palembang, Banyuasin, dan Ogan Ilir

Palembang hampir setiap tahun dikepung banjir saat musim hujan, tetapi solusi jangka panjang masih belum terlihat.

Infrastruktur drainase yang tidak mampu menampung debit air, ditambah dengan minimnya ruang resapan, menjadi faktor utama penyebab banjir yang terus terjadi.

Warga pun berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret agar Palembang tidak terus-menerus terendam setiap kali hujan deras melanda.

Apakah ada solusi permanen, atau banjir akan terus menjadi "langganan" ibu kota Sumatera Selatan ini?

Banjir di Palembang

Banjir di Palembang merupakan masalah yang kompleks dan berulang.

Penyebab utama disebabkan karena curah hujan tinggi,  Palembang sering mengalami curah hujan ekstrem, terutama saat musim hujan.

Selain itu, Palembang juga memiliki drainase buruk yakni sistem drainase kota yang kurang memadai atau tersumbat oleh sampah menyebabkan air hujan tidak dapat mengalir dengan cepat.

Penyebab lainnya, ialah pendangkalan sungai terutama Sungai Musi dan anak-anak sungainya, mengalami pendangkalan akibat sedimentasi, mengurangi kapasitas tampungnya.

Alih fungsi lahan juga menjadi penyebab karena perubahan lahan menjadi bangunan dan infrastruktur mengurangi daerah resapan air.

Banjir mengakibatkan kerugian ekonomi karena merusak rumah, toko, dan infrastruktur yang menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan.

Banjir juga mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti transportasi, sekolah, dan pekerjaan.

Selain itu, banjir Palembang juga meningkatkan risiko penyebaran penyakit, seperti diare, leptospirosis, dan infeksi kulit.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Palembang  Akhmad Bastari menegaskan bahwa permasalahan banjir di kota ini membutuhkan solusi yang menyeluruh dan berkelanjutan.

Dari hasil pemetaan terdapat sekitar 43 titik rawan banjir, termasuk kawasan Sekip, Pipa Reja, Jalan R. Soekamti, Kecamatan Kemuning, Simpang Polda, Alang-Alang Lebar, serta Jalan Residen Abdul Rozak di Ilir Timur III.

Pemerintah Kota Palembang telah menyiapkan langkah strategis jangka pendek dan panjang untuk mengatasi permasalahan ini, yang telah disampaikan kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota.

Dengan perbaikan infrastruktur serta optimalisasi sistem drainase diharapkan banjir yang selama ini kerap melumpuhkan aktivitas warga dapat diminimalisir secara bertahap, sehingga Palembang menjadi kota yang lebih tangguh terhadap ancaman genangan air di masa depan.

Palembang masih dikepung banjir, sekolah digelar secara daring

Pemkot Palembang berjanji akan segera mengimplementasikan sejumlah solusi untuk mengatasi permasalahan banjir tersebut.

Apakah benar topografi Kota Palembang yang cenderung datar dan berada di bawah muka air pasang Sungai Musi menjadi faktor utama yang memperburuk masalah banjir.

Kondisi ini disebut diperparah dengan berkurangnya kapasitas drainase akibat penumpukan sampah serta maraknya bangunan yang menghambat aliran air.

Kombinasi dari faktor alam dan ulah manusia inilah yang menyebabkan air sulit mengalir dengan lancar, sehingga genangan terjadi lebih lama dan meluas ke berbagai wilayah.

Load More