Tasmalinda
Selasa, 25 Oktober 2022 | 09:14 WIB
Gubernur Jawa Barat M. Ridwan Kamil dalam pelantikan pengurus Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jawa Barat masa bakti 2022-2026 di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (12-9-2022). ANTARA/HO-Humas Pemda Jabar

SuaraSumsel.id - Belum lama ini, Geburnur Jawa Barat Ridwan Kamil menghebohkan warga Palembang Sumatera Selatan (Sumsel), karena pernyataannya soal LRT Sumsel. Ridwan Kamil menyebut LRT Sumsel sebagai proyek yang mewah namun sepi penumpang.

Permintaan maaf Ridwan Kamil pun disampaikan di media sosial miliknya. Dia mengungkapkan bagaimana pernyataan mengenail LRT Sumsel tersebut bisa muncul.

Dia memulai dengan menjelaskan poin diskusi Studi Pembangunan di Jababeka terkait studi-studi kasus transportasi dianggap kurang berkenan.

"Kutipan Media tidak menampilkan urutan keseluruhan diskusinya secara utuh sehingga disalahpahami," tulisnya.

Baca Juga: Update Harga Sembako di Sumsel: Beras Masih Naik, Cabai Turun Karena Panen

Dalam diskusi dikatakan Ridwan Kamil, terdapat developer di Bekasi-Karawang tiba-tiba meminta dibangunkan MRT. Saya menjawab dengan berargumentasi :

"Argumentasinya 1. MRT itu mahal sekali, Rp 1 Trilyun per kilometer. Tidak ada anggaran pemerintah daerah yang sanggup kecuali DKI mungkin," ujar Ridwan Kamil memulai menjelaskan.

"Kedua populasi harus besar supaya penuh dan balik modal cepat, sekaligus harus terkoneksi dengan feeder dan jaringannya harus luas," terang Ridwan Kamil.

Sementara jika populasi sedikit, maka tantangan seperti LRT Palembang yang kondisi ridershipnya penumpang hariannya belum maksimal (berdasarkan penglihatan saya saat kunjungan terakhir).

"Diskusi di Jababeka itu sifatnya akademis membahas plus minus pembangunan indonesia dari zaman dulu sampai sekarang. Bukan format tanya jawab dengan media," sambung Ridwan Kamil.

Baca Juga: 30 Pop Up Booth Produk Ekraf Hadir di Program Beli Kreatif Sumsel

Dia pun mengakui jika kebiasaan sebagai mantan dosen yang selalu beragumentasi dengan memberikan contoh kasus persoalan.

"Mungkin kebiasaan saya sebagai mantan dosen yg selalu berargumen dengan memberi contoh studi kasus. Suka lupa bahwa dalam berstatemen akademik, melekat jabatan saya sebagai pemimpin daerah, sehingga ada kritikan “urus aja atuh jabar, jangan sok komen pembangunan daerah lain”.

Ridwan Kamil pun mengungkapkan jika kritikan mengurus Jawa Barat pun tersebut diterima dengan baik.

"Kritikan itu saya terima dengan lapang dada. Namun jika itu kurang berkenan dan keliru, sekali lagi saya haturkan permohonan maaf. Mungkin saya harus update dan jalan-jalan lagi ke Kota Palembang yang pembangunannya memang keren, pesat dan luar biasa," sambung Ridwan Kamil.

Tak lupa Ridwan Kamil menyematkan pantun sebagai kebiasaan wong Sumsel dalam berkomunikasi.

LRT Palembang [ANTARA]

“Indahnya kembang di motif baju. Menjual gaun ke pulau Sumatera. Kota Palembang memang maju.
Warganya pun bahagia sejahtera," ujar Ridwan Kamil.

"Sejaki lagi hapunten dan hatur nuhun" ucap Ridwan Kamil.

Load More