Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Sabtu, 02 April 2022 | 09:49 WIB
Ilustrasi antrean kendaraan di SPBU imbas kelangkaan BBM jenis solar. Anggota DPRD Sumsel minta Pertamina atasi kelangkaan solar. [Suaraindonesia.co.id]

SuaraSumsel.id - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis bio solar yang terjadi di Sumatera Selatan (Sumsel) beberapa bulan terakhir membuat DPRD bereaksi.

Anggota DPRD Sumatera Selatan Syaiful Padli mengatakan pihaknya akan memanggil PT Pertamina untuk mengatasi masalah kelangkaan bio solar.

"Kelangkaan bio solar terjadi setelah Pertamina menaikkan solar jenis dexlite dan pertadex yang cukup tinggi sehingga masyarakat yang selama ini menggunakan solar tersebut beralih ke bio solar yang jauh lebih murah karena disubsidi pemerintah," kata Syaiful Padli anggota DPRD Sumsel Fraksi PKS itu, di Palembang, Jumat (1/4/2022).

Dia menjelaskan, masyarakat yang dalam kondisi sulit dampak pandemi COVID-19 banyak kehilangan pekerjaan dan kegiatan usaha mengalami kelesuan berupaya memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mencari barang berharga murah.

Baca Juga: Jelang Akhir Masa Jabatan, Wawako Palembang Fitrianti Agustinda Mundur dari PDI Perjuangan

Dengan perbedaan harga yang cukup besar antara bio solar bersubsidi dengan dexlite dan pertadex BBM non-subsidi tentunya masyarakat sebagian besar beralih membeli bio solar.

Harga solar dexlite sebelum terjadi kenaikan dijual di SPBU Rp9.700 per liter sementara bio solar Rp5.150/liter.

Kemudian pada Februari 2022 mengalami kenaikan menjadi Rp12.400/liter, dan Maret kembali lagi menjadi Rp13.250/liter, sedangkan pertadex harganya sedikit lebih mahal.

Permasalahan perbandingan harga yang cukup besar itu, disamping mengakibatkan terjadi "serbuan" pembeli bio solar dan antrean panjang, juga menimbulkan masalah gangguan arus lalu lintas di jalan yang terdapat SPBU penjual bio solar.

Gangguan arus lalu lintas tersebut juga harus segera diatasi pihak Pertamina melalui SPBU dengan menurunkan petugas pengatur kendaraan yang akan antrean membeli solar, kata anggota DPRD Sumsel itu.

Baca Juga: Cek Kesiapan Stadion Bumi Sriwijaya Sambut Piala Dunia U-20 2023, PSSI: Kualitas Rumput yang Masih Kurang

Warga Kota Palembang, Sumatera Selatan, Rabu, mengeluhkan antrean kendaraan pembeli minyak solar di sejumlah SPBU dalam kota setempat masih terjadi dan mulai mengganggu arus lalu lintas atau aktivitas mereka.

Antrean kendaraan pembeli solar dikeluhkan sejumlah warga mulai mengganggu karena antreannya cukup panjang terjadi setiap hari dalam beberapa pekan terakhir dan tidak teratur sehingga mengganggu arus lalu lintas di ruas jalan depan SPBU.

Sejumlah warga Palembang mengeluhkan antrean kendaraan bermotor berbahan bakar minyak (BBM) jenis solar akhir-akhir ini semakin tidak teratur dan panjang.

Menurut salah seorang warga Beny di sekitar kawasan tempat tinggalnya Jakabaring, SPBU yang menjual solar bersubsidi (bio solar) akhir-akhir ini selalu terjadi antrean panjang mobil truk dan pribadi sehingga mengganggu arus lalu lintas akses jalan menuju mal dan kompleks perumahan Ogan Permai Indah (OPI).

Kondisi ini memerlukan petugas untuk mengatur kendaraan yang antrean masuk ke SPBU agar tidak menumpuk dan menyumbat arus kendaraan yang akan melintas di jalan kawasan padat tersebut.

Kondisi tersebut diharapkan bisa segera diatasi pihak pengelola SPBU berkoordinasi dengan aparat kepolisian, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP agar tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas dan kenyamanan warga Bumi Sriwijaya ini, ujar warga.

Sementara sebelumnya Wagub Sumsel Mawardi Yahya menanggapi terjadinya antrean panjang di SPBU yang menjual solar bersubsidi beberapa pekan terakhir perlu diatasi pihak Pertamina agar tidak menimbulkan permasalahan yang dapat mengganggu kamtibmas.

Permasalahan antrean kendaraan pembeli solar, tidak hanya terjadi di Kota Palembang, tetapi juga terjadi hampir di seluruh wilayah Sumsel, ujar Wagub. (ANTARA)

Load More