Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Rabu, 16 Maret 2022 | 17:00 WIB
Ilustrasi berpuasa. Puasa nisfu sya'ban 2022: niat, tata cara dan keistimewaan [Shutterstock]

SuaraSumsel.id - Awal Syaban pada tahun 2022 atau 1443 Hijriah akan jatuh pada Jumat (18/3/2022). Adapun salah satu amalan sunah yang dianjurkan dilaksanakan pada bulan Syaban yakni berpuasa.

Kesunahan puasa Sya'ban banyak disinggung di dalam hadits Nabi saw, salah satunya adalah sabda Nabi berikut yang artinya: 

“Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw sering berpuasa sehingga kami katakan: ‘Beliau tidak berbuka’; beliau juga sering tidak berpuasa sehingga kami katakan: ‘Beliau tidak berpuasa’; aku tidak pernah melihat Rasulullah saw menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadlan; dan aku tidak pernah melihat beliau dalam sebulan (selain Ramadhan) berpuasa yang lebih banyak daripada puasa beliau di bulan Sya’ban’.” (Muttafaqun ‘Alaih. Adapun redaksinya adalah riwayat Muslim). 

Melansir NU.or.id-jaringan Suara.com, Imam an-Nawawi dalam al-Majmû’ Syarhul Muhaddzab menjelaskan, maksud Rasulullah saw sering berpuasa Sya’ban seluruhnya adalah berpuasa pada sebagian besarnya. 

Baca Juga: Prakiraan BMKG 16 Maret 2022, Sumsel Bakal Berawan hingga Dini Hari

Puasa Sya’ban haram dilakukan bila sudah pada tanggal 16. Puasa Sya’ban harus dimulai sebelum tanggal tersebut, yakni sejak tanggal 1 hingga tanggal 15.

Bila sampai tanggal 15 belum berpuasa, maka haram jika ingin berpuasa pada tanggal 16 sampai akhir Sya’ban.

Ketentuan ini berdasarkan hadits Nabi yang artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, sungguh Rasullah saw bersabda: ‘Ketika Sya’ban sudah melewati separuh bulan, maka janganlah kalian berpuasa’.” (HR Imam Lima: Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah) 

Keistimewaan puasa Nifsu Sabyan

Salah satu faedah yang diperoleh orang yang melaksanakan puasa sunah Sya'ban adalah akan mendapat syafa'at Rasulullah saw kelak di hari kiamat.

Baca Juga: TNI AL Amankan Belasan Pria dan Wanita Asal Sumsel hingga NTB di Sumut

Syekh Nawawi al-Bantani dalam Nihâyatuz Zain fi Irsyâdil Mubtadi-înmenjelaskan: 

“Puasa sunnah yang keduabelas adalah Puasa Sya’ban, karena kecintaan Rasulullah saw terhadapnya. Karenanya, siapa saja yang memuasainya, maka ia akan mendapatkan syafaat belau di hari kiamat.” 

Berikut adalah lafal niat puasa Sya'ban: 

"Nawaitu shauma sya’bâna lilâhi ta’âlâ,"

Artinya: “Saya niat puasa Sya’ban karena Allah ta’âlâ." 

Selain niat di dalam hati, juga disunnahkan mengucapkannya dengan lisan.

Sebagaimana puasa sunnah lainnya, niat puasa Sya'ban dapat dilakukan sejak malam hari hingga siang sebelum masuk waktu zawal (saat matahari tergelincir ke barat), dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar atau sejak masuk waktu subuh.

Load More