Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Sabtu, 26 Februari 2022 | 15:19 WIB
Budidaya maggot, binatang sejenis belatung yang punya nilai ekonomis. [ANTARA]

SuaraSumsel.id - Elvi Ansori, warga Kelurahan Pasar Baru Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu, menggeluti budidaya maggot.

Maggot adalah binatang sejenis belatung yang dapat mengurai sampah organik.

Selain membantu mengatasi sampah organik yang menumpuk di pasar Tradisional, kata Elvi, maggot juga diperjualbelikan dan menghasilkan uang.

"Harga maggot diperjualbelikan dengan harga Rp7 ribu hingga Rp8 ribu per kilogram," kata Elvi, Sabtu (26/2/2022).

Baca Juga: Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Enggano Bengkulu

Maggot merupakan telur serangga yang memiliki nama 'Black Solder Fly' atau BSF yang mengkonsumsi sampah organik seperti sayuran dan sisa makanan rumah tangga.

Elvi menyebutkan, bahwa dirinya baru membudidayakan maggot selama enam bulan di kediamannya.

Alasan membudidayakan maggot untuk menekan biaya pakan ternak ayam yang ia pelihara.

Dalam sehari, dirinya membutuhkan limbah organik sebanyak 300 kilogram untuk konsumsi moggot dalam sehari untuk 10 kotak biopon atau tempat moggot.

"Untuk menghasilkan maggot yang baik membutuhkan waktu selama satu bulan dari proses telur hingga dapat dipanen," terang Elvi.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Bengkulu, Tidak Berpotensi Tsunami

Selain itu, kotoran maggot atau kasgot dapat dimanfaatkan sebagai pupuk urea untuk tanaman sayuran yang berada di sekitar rumahnya. (ANTARA)

Load More