Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Senin, 31 Januari 2022 | 17:16 WIB
Ilustrasi Menkes Budi Gunadi Sadikin. Menkes menyebut puncak kasus Omicron di Indonesia lebih banyak 6 kali lipat dibanding delta. [Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden]

SuaraSumsel.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikini meminta masyarakat waspada penyebaran Omicron karena angka penularannya cukup tinggi.

Saking cepatnya penyebaran Omicron, Budi memprediksi puncak penyebaran kasus Omicron di Indonesia lebih banyak dibanding varian delta

"Penularan tinggi sekali dan Indonesia pasti akan mengalami ini. Jadi kalau puncaknya kita dulu pernah 57.000 per hari kita mesti siap-siap dan hati-hati dan waspada, tidak perlu kaget. Di negara-negara lain bisa tiga sampai enam kali dibandingkan puncaknya Delta," ujar Menkes Budi dalam konferensi pers secara daring diikuti di Jakarta, Senin (31/1/2022).

Ia mengemukakan kasus di Amerika Serikat sempat mencapai 800.000 per hari akibat Omicron dibandingkan dengan Delta yang mencapai 250.000 per hari. Di Prancis mencapai 360.000 per hari, lebih banyak dibandingkan dengan Delta yang 60.000 hari.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Terus Melonjak, Menparekraf Belum Akan Menutup Lokasi Wisata

"Negara yang mirip dengan kita, Brasil sekarang juga masih naik di kisaran 190.000 kasus per hari dibandingkan dengan puncaknya Delta 80.000 per hari, India sekarang 310.000 per hari dibandingkan Delta 380.000 per hari, Jepang 65.000 per hari sedangkan Delta 25.000 kasus per hari," papar dia.

Menkes Budi memperkirakan puncak kasus COVID-19 akibat varian Omicron terjadi di akhir Februari 2022.

"Kita masih belum tahu berapa puncaknya akan terjadi di Indonesia yang perkiraan kami akan terjadi di akhir Februari. Tapi tadi kami sudah sampaikan bahwa di negara-negara lain bisa tiga kali sampai enam kali dibandingkan puncaknya Delta," tuturnya.

Menkes meminta masyarakat untuk membatasi mobilitas dan selalu waspada agar dapat terhindar dari paparan COVID-19.

"Pesan saya tetap waspada, hati-hati, batasi mobilitas jangan terlalu agresif, batasi bergerak ke mana-mana. Kalau tidak perlu sekali berkerumun atau mobilitas ya kita kurangi karena nanti dampaknya akan mudah tertular dan menularkan ke orang lain," kata Menkes Budi.  (ANTARA)

Baca Juga: Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, Ini Jawaban Sandiaga Uno Terkait Rencana Penutupan Tempat Wisata

Load More