SuaraSumsel.id - Selama pandemi Covid-19, angka pernikahan di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan (Sumsel), menurun.
Penurunan ini disebabkan adanya larangan warga menggelar acara hajatan atau pesta selama pandemi Covid-19.
Kasi Bimbingan Masyarakat Kantor Wilayah Kementerian Agama Lahat Khairul Saleh menjelaskan, pada tahun 2018, data pernikahan berjumlah 3.299.
Menurut dia, data itu belum ada pandemi Covid 19 dan sempat mengalami kenaikan pada tahun 2019 sebanyak 3.422 pernikahan.
Baca Juga: Kabur Usai Bunuh Teman Main Judi, Pria Asal Palembang Ini Tak Tenang karena Teringat Sang Ibu
“Namun angka pernikahan terlihat menurun, apabila dibandingkan dengan tahun 2020, yakni sebanyak 3.364, turun 58 pernikahan. Sedangkan data pada tahun 2021 mengalami penurunan, dibandingkan tahun 2020, menjadi 3.202 pernikahan, turun sebanyak 162 dibandingkan tahun 2020,” kata dia, Senin (31/1/2022) dikutip dari Sumselupdate.com--jaringan Suara.com.
Khairul mengatakan, rata-rata pernikahan di Kabupaten Lahat per bulan bisa mencapai 250 pernikahan, dan itu terjadi penurunan menjadi 150 per bulan.
“Memang dampak regulasi larangan hajatan itu terlihat, namun itu untuk membatasi jumlah kerumunan dan mencegah penularan Covid 19. Kami tetap melayani pernikahan akad nikah saja, sedangkan hajatan memang tidak diperbolehkan. Oleh sebab itu orang lebih memilih menunda,” ungkapnya.
Dari jumlah pernikahan itu, 40 persennya berasal dari Kecamatan Lahat, sisanya dari 23 kecamatan lainnya di Kabupaten Lahat.
“Kalau sekarang, setelah larangan hajatan dicabut pemerintah, tampaknya sudah normal lagi. Sehari bisa enam kali menikahkan calon pengantin. Artinya, tidak ada lagi penundaan menikah dan hajatan sudah diperbolehkan, tentunya dengan prokes,” tutur dia.
Baca Juga: 5 Potret Baby Shower Park Shin Hye, Siap Sambut Kehadiran Anak Pertama
Sementara itu, Lili Agustian, Kepala KUA Kecamatan Suka Merindu menuturkan, semasa pandemi Covid-19, pihaknya menyediakan fasilitas nikah di balai nikah Kantor KUA Suka Merindu.
Hal itu inovasi yang diberikan, agar sakralnya menikah, meski di Kantor KUA tetap terasa.
“Fasilitas itu, pengantin diberikan riasan, ada pelaminan di balai nikah, dan semua itu gratis. Kalau selama ini, orang enggan nikah di kantor KUA, maunya nikah di rumah. Nah, selama pandemi pernikahan di KUA meningkat, agar tetap terasa megah, kami fasilitasi itu secara gratis,” ungkapnya.
Berita Terkait
-
Menebak Lokasi Pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier di Ubud
-
Tak Terima Undangan Disebar, 5 Fakta Pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier
-
Profil Kurniawan Ho Wijaya, Desainer Undangan Pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier
-
Makna Gaun Pernikahan Mutiara Baswedan Rancangan Didit Hediprasetyo, Prabowo Spill Tak Dibayar
-
Mengapa Saudara Sepersusuan Tidak Boleh Dinikahi dalam Islam? Ini Penjelasannya
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
-
Persija Terlempar dari Empat Besar, Carlos Pena Sudah Ikhlas Dipecat?
Terkini
-
UMKM Palembang Naik Kelas, Kini Produknya Jadi Suvenir Penerbangan Garuda
-
Usai Fitrianti Ditahan, Harnojoyo Diperiksa Kejaksaan: Dugaan Korupsi Apa?
-
Lepas Kemeriahan Lebaran, Emas Digadai Warga Palembang untuk Sekolah Anak
-
Harga Emas Tinggi Dorong Warga Palembang Ramai Gadai untuk Biaya Sekolah
-
Rp10 Juta Sesuku, Harga Emas Perhiasan Palembang Cetak Rekor Usai Lebaran