Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Selasa, 28 Desember 2021 | 16:01 WIB
Tanaman nyamplung di Desa Peringgi Talang Nangka, OKI Sumsel [Suara.com/Tasmalinda]
Petani Desa Peringgi Talang Nangka, OKI Sumsel kembangkan nyamplung [Suara.com/Tasmalinda]

Selain tanaman hutan, dalam konsep agroforestry yang dikenalkan juga terdapat tanaman musiman lainnya, seperti tanaman nanas dan masih menanam padi.

Selain tanaman, di lahan gambut seluas 3 hektar (Ha) itu juga dikembangkan perikanan.

Nungcik di lahan gambutnya, juga membuka kolam-kolam ikan. Jenis ikan yang dibudidayakan juga mulai dari ikan Lele, sekaligus ikan endemik gambut seperti ikan Tembakang, Ikan Betok, hingga ikan Gabus.

“Untuk kolam ikan, pernah coba ikan Gurami, namun tidak maksimal. Butuh pengelolaan kadar asam air, akhirnya coba ikan yang memang biasa ditangkap (bekarang), seperti ikan Gabus dan Betok,” katanya.

Baca Juga: Ditantang Maju di Pilgub Sumsel, Ketua Demokrat Cik Ujang: Harus Hitung Kalkulasi

Sebelum memulai membuka kolam ikan, memang dibutuhkan perlakuan seperti menambahkan senyawa kapur agar air gambut tidak terlalu asam untuk budidaya ikan.

“Saya akhirnya banyak mengetahui berbagai perlakuan pada lahan gambut, terutama gambut dalam. Misalnya mengkondisikan gundukan sebagai lokasi tanam, misalnya bagaimana ketinggian gundukan yang pas buat tanaman Nyamplung, dan tanaman lainnya,” ujarnya.

Ditemani dengan Sumatri, yang juga menjadi bagian dari komunitas Gambut yang melibatkan anak-anak muda di desa tersebut, diperoleh banyak potensi dan kemungkinan pembudidayaan tanaman di lahan basah.

Petani Desa Peringgi Talang Nangka, OKI Sumsel kembangkan nyamplung [Suara.com/Tasmalinda]

Dikatakan Sumantri, lahan milik Nungcik merupakan satu-satunya lahan percontohan di desa. Namun dari lokasi ini, masyarakat desa juga makin tertarik mencontoh bagaimana gambut bisa dimaksimalkan.

“Nantinya, bakal ada pengembangan nyamplung dengan mangga, ada juga nyamplung untuk produksi madu,” ujarnya.

Baca Juga: Palembang Diguyur Hujan Sore Ini, Berikut Prakiraan Cuaca Sumsel 28 Desember 2021

Pengenalan menanam nyamplung ini tergolong baru untuk lahan gambut (peatland). Pada umumnya, tanaman hutan ini ditanam di tanah mineral atau lahan-lahan pesisir pantai sebagai penahan angin.

“Bisa dikatakan yang di lahan gambut ini, trial bagaimana nyamplung sebagai tanaman untuk restorasi gambut. Tujuan awalnya ialah mengoptimalkan lahan gambut yang kerap terbakar, sehingga juga tidak hanya bisa padi sonor dan purun,” ujar Peneliti CIFOR, Yustina Artati saat dihubungi Suara.com, Selasa (21/12/2021).

Mulanya pengenalan tanaman ini, ialah upaya restorasi yang merupakan upaya memperbaiki sekaligus meningkatkan produktivitas lahan yang rusak. Restorasi gambut gambut untuk meningkatkan produktivitas lahan gambut yang terdegradasi sekaligus sebagai usaha preventif terjadinya kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.

“Sehingga Nyamplung ini benar-benar, komoditas baru yang dikenalkan di masyarakat Sumsel, dan baru diuji coba ditanam di lahan gambut. Karena kan selama ini, gambut dikenal hanya tanaman musiman, seperti padi dan buah, jika nyamplung ini berupa tanaman kayu, atau kehutanan,” terangnya.

Di Pulau Kalimantan, tanaman nyamplung sudah dicuba di lahan gambut lebih dahulu. Plot penelitian uji coba tanaman bioenergi di Desa Buntoi, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah

Di lokasi ini, ada bioenergi species, yaitu Nyamplung, Kemiri Sunan, Kaliandra dan Gamal yang juga ditanam pada lahan gambut yang sama, salah satunya tanaman Nyamplung.

Load More