SuaraSumsel.id - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar Pertamina dan PLN membuat grand design atau desain besar mengenai transisi energi fosil.
Hal ini diungkapkan Jokowi saat pengarahan kepada komisaris dan direksi Pertamina dan PLN, 16 November lalu. Dalam akun YouTube Sekretariat Presiden, arahan Presiden ini berisikan tiga poin besar.
Pengarahan yang dibuka dengan pengantar mengenai perubahan global yang berubah sangat dratis, Jokowi pun kemudian mengevaluasi penugasan BUMN dan berkaitan dengan investasi.
Presiden Jokowi mengungkap dalam pembicaraan global seperti G20, semakin hari perubahan global semakin mudah ditebak. Dia mengungkap pada waktu tertentu energi fosil akan diberhentikan.
"Suatu saat energi fosil, penggunaan mineral fosil itu, pada suatu titik akan distop. Padahal kondisinya, PLN penggunaan batubara masih sangat besar," ujar Jokowi.
Padahal Pertamina juga berada pada posisi bisnis minyak dan gas, yang mau dan tidak mau juga akan terkena imbasnya.
"Semua sudah mengarah pada mobil listrik. Bahkan, sekarang sudah dalam bentuk regulasi mobil listrik sudah dalam bentuk peraturan. Sehingga, kita semua harus bersiap," sambung ia.
Bahkan, Jokowi menegaskan jika transisi energi merupakan hal yang tidak bisa ditunda.
"Transisi energi, tidak bisa ditunda-tunda, Perencanaan grand design harus dipersiapkan. Bagaimana lima tahun, 10 tahun, sudah harus kontret dan jelas, serta detail. Bukan hanya makro, tapi juga di Pertamina dan PLN," tegas Jokowi.
Baca Juga: Pertamina Sebut 99 Titik SPBU Gunakan Listrik Surya, Juga Ada di Sumsel
Jokowi pun menegaskan dengan waktu yang masih ada, sebaiknya dipergunakan sebaiknya-baiknya. Pondasi transisi harus diperkuat dengan kepentingan yang lebih baik.
"Energi hijau harus dan sudah tidak bisa tawar-tawar, teknologi ke sana," katanya.
Sekarang, sambung Jokowi, kerja harus cepat.
"Kerja cepat-cepatan. Mengambil peran yang cepat akan mendapatkan keuntungan," sambung dia.
Jokowi pun memaparkan dari total suplay energi sebanayk 67 persen berasal dari batubara, lalu yang berasal biufel baru 15 persen dan gas sebesar 8 persen.
Jika transisi energi bisa tercapai, Jokowi mengungkapkan PLN bisa mengalami over persediaan atau over suplay dan impor minyak bisa turun.
Tag
Berita Terkait
-
Jokowi Tunjukkan Keseriusan Indonesia Tangani Perubahan Iklim kepada Dubes
-
Suzuki Stop Pasarkan Karimun Wagon R, Fokus ke Mobil Listrik
-
Pameran Mobil di China, Hyundai dan Kia Boyong Mobil Listrik
-
Ada Test Ride Motor Listrik di GIIAS 2021, Begini Caranya Ikut Serta
-
Kartu Merah Presiden, Bila Tamu Kelamaan Berbicara Dengan Jokowi
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
-
Emas Antam Menggila, Harga Naik Kembali ke Rp 1,9 Juta per Gram
Terkini
-
Benarkah Paham yang Dibawa Laskar Sabililah Mengancam Kultur Moderat Palembang?
-
Skandal Besar di Palembang? Jejak OTT Kejati di Perkimtan Diduga Seret Nama Eks Kadis
-
Karhutla Sumsel Capai 1.416 Hektare Sepanjang 2025, Ini Daerah yang Paling Parah
-
Sinergi KKKS dan SKK Migas Sumbagsel Menyulam Kehidupan, Ikan Tirusan Kembali ke Sungsang
-
Euromoney: BRI Menyelenggarakan 2.037 Sesi Literasi Keuangan untuk Kelompok Terpinggirkan