Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Jum'at, 19 November 2021 | 18:20 WIB
Rektor Unsri, Anis Saggaff mengakui sulit membongkar kasus pelecehan seksual di kampus. [Fitria/suara.com]

SuaraSumsel.id - Kasus pelecehan seksual yang terjadi di lembaga pendidikan Universitas Sriwijaya, diakui sulit dibongkar. Pihak Rektorat Universitas Sriwijaya atau Unsri juga telah membentuk tim panitian adhoc guna menyelidiki kasus dugaan mahasiswi yang menjadi korban pelecehan seksual oleh oknum dosen.

Rektor Universitas Sriwijaya Anis Saggaff mengatakan tim adhoc beranggotakan Wakil Rektor 1 dan 2 sekaligus dekan dari setiap fakultas.

Tim ini diperintahkan secara khusus menyelidiki kasus dugaan pelecehan tersebut secara internal.

"Sebetulnya tim ini sudah dibentuk sejak dua bulan lalu (pertama kali mencuatnya kabar pelecehan). Tim ini lah yang mendalami dugaan pelecehan itu secara proporsional,” katanya.

Baca Juga: Live Webinar Pemulihan Ekonomi dan Pariwisata Sumsel Usai Pandemi COVID-19

Melansir ANTARA, pihaknya mengalami kesulitan menyusuri identitas korban pelecehan.

Anis memastikan pembentukkan  tim adhoc akan mengusut kasus dugaan tersebut secara tuntas. Nama baik almamater tidak tercoreng karenanya mengingat, dugaan pelecehan seksual ini dinilai masih sepihak.

"Aturan akademik Unsri itu tegas ada etik yang harus dipegang dan ditaati jadi tidak ada yang kebal hukum siapapun itu kami proses. Dalam waktu dekat pasti ada hasilnya," ujarnya.

Anis tidak menolak gerakan inisiatif Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa Unsri yang memfasilitasi diduga korban pelecehanmendapatkan keadilan.

“Hal yang dilakukan mereka itu biasa. Namun, untuk proses lebih lanjut terhadap kasus tersebut merupakan wewenang dari pihak kampus selaku lembaga tertinggi. Unsri harus bersih dari perbuatan di luar etik termasuk juga bersih dari kepentingan," ujarnya

Baca Juga: UMP Sumsel Tak Naik Tahun 2022, Warganet: Harga Kebutuhan Selalu Naik

Ketua BEM KM Universitas Sriwijaya (Unsri) Dwiky Sandy mengatakan inisiatif tersebut bermula dari aduan anonim seorang mahasiswi di media sosial instagram unsrifess pada Ahad, 26 September 2021.

Pihaknya melakukan pendampingan terhadap mahasiswi itu pada 30 September 2021, hasilnya peristiwa yang dialami korban sudah direspons dekan fakultasnya.

“Kasus korban itu sudah sampai ke pihak fakultas. Sudah beberapa kali pemanggilan, ia datang didampingi ibu korban serta mendapatkan pendampingan dari ibu kajurnya,” ujarnya.

Terdapat dua laporan baru kasus dugaan mahasiswi diduga dicabuli oknum dosen pada 6 November 2021 dari fakultas yang berbeda. Aduan tersebut sudah disampaikan ke Rektorat Unsri.

“Kami menilai dugaan kasus baru ini sudah sangat serius, karena korban disinyalir beberapa orang dan 16 November kemarin kami sudah layangkan lagi surat terkait dugaan pelecehan ini ke Rektorat," ujarnya. (ANTARA)

Load More