SuaraSumsel.id - Tanggal 12 Agustus dikenal sebagai hari lahirnya bung Hatta. Kerap tanggal dan bulan Agustus juga disebut bulan bakti Bung Hatta. Wakil Presiden Pertama RI ini dikenal sebagai yang mengenalkan konsep berdaulat secara ekonomi melalui gerakan koperasi.
Pada perayaan bulan Bung Hatta ini, Pengamat Faisal Basri mengungkapkan asal mula pemikiran dan konsep koperasi Bung Hatta. Bung Hatta yang lahir di Bukittinggi Sumatera Barat ini, memang dikenal sebagai pembaca buku. Kegemarannya pada buku bermula di usia remaja.
Hingga akhirnya berkesempatan bersekolah di luar negeri. Saat itu, di Eropa tengah muncul sebuah gerakan pemikiran alternatif sebagai tandingan atas praktek kapitalisme paska revolusi industri.
"Atau jika bahasa Bung Karno itu, eksploitasi," ujar Faisal Basri di akun YouTube bknp pdiperjuangan, dengan judul Pekan Bung Hatta Eps.04 - Bersama Faisal Basri : “Bung Hatta Bapak Koperasi”.
Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Bisa Digelar pada PPKM Level 2 dan 3 di Sumsel
Gerakan pemikiran altenatif tandingan kapitalisme seperti halnya marxisme dan sosialisme ini lah yang berusaha dianalisis Bung Hatta dengan kondisi Indonesia kala itu.
"Seraya belajar di sana, Bung Hatta melihat juga di Indonesia. Saat Indonesia dijajah melalui perpanjangan tangan kapitalisme global itu lah. Mungkin, Indonesia sekitar tahun 1930 an," ujar Faisal.
Bung Hatta sendiri membagika lapisan masyarakat Indonesia menjadi tiga lapisan. Pada lapisan pertama, ialah lapisan kulit putih yang dikuasai oleh Belanda.
Mereka merajai melalui perusahaan-perusahaan swasta yang kemudian saat kemerdekaan berupa wujud menjadi BUMN - BUMN milik Indonesia, seperti halnya perusahaan kimia hingga perkebunan.
Lapisan masyarakat kedua ialah lapisan perantara. Lapisan ini menghubungkan antara produsen dan konsumen. Pada lapisan ini, hampir 90 persennya dikuasai warga Tionghoa.
Baca Juga: Danau Ranau Sumsel Tak Masuk Skala Prioritas Nasional, Ini Alasannya
Lalu barulah lapisan masyarakat Indonesia, banyak berasal di lapisan ketiga.
"Istilahnnya serba kecil, lapisan serba kecil. Petani kecil, pedagang kecil sampai usaha kecil," terang Faisal.
Mengetahui ini, akhirnya Bung Hatta atau yang bermula namannya Muhammad Athar ingin mengubah kondisi tersebut. Ia menerapkan konsep pemikiran yang kemudian disebarluaskannya melalui media-media perjuangan.
"Teori ini kemudian disandingkan dengan muatan lokal, dengan semangat Ki Hajar Dewantara dan hingga pemikiran serikat dagang islam, kala itu yang sedang berkembang," sambungnya.
Baru lahirnya pemikiran Bung Hatta yang mengenalkan keinginan Indonesia agar masuk ke era yang tidak hanya merdeka secara politik, namun juga berdaulat secara ekonomi.
Makna berdaulat secara ekonomi ini lah yang kemudian disebut koperasi. Awalnya koperasi itu bernama persekutuan cita-cita.
"Berbeda dengan firma, PT yang belum ada, dan cendrung persekutuan modal," ujar ia.
Ia menafsirkan koperasi ialah sebuah gerakan menghimpun rakyat yang berserak yang kemudian bersama-sama sejahtera guna menghadapi kapitalisme di perkotaan.
Menurut Bung Hatta, darah dan keringat rakyat, yang berwujud kemakmuran ialah kesejahteraan bersama.
"Sehingga konsep nilai tambah sebuah komoditas itu, dinikmati oleh yang benar-benar berusaha, berkeringat dan berdarah-darah, bersama mewujudkan gerakan," sambung ia.
Ia pun mencontohkan munculnya bank-bank yang ada ialah bank berbentuk koperasi. Misalnya bank-bank pertanian yang berasal dari semangat koperasi pertanian.
Konsep ini kemudian dikenalkan dengan makna bahwa setiap orang dan bangsa mesti mampu berdaulat secara ekonominya. Hal tersebut lah yang disebut bangsa dan pribadi yang merdeka.
Berita Terkait
-
Mengukur Kembali Demokrasi dengan Kaca Mata Hatta: Rakyat Tertindas, Lawan!
-
Profil Hamzah Haz: Rebut Kursi Wapres RI Usai Tumbangkan SBY dan Akbar Tanjung, Wartawan yang Berjuang di Politik
-
Siapa Ibnu Sutowo, Kakek Mertua Dian Sastrowardoyo yang Disebut Berseteru dengan Bung Hatta
-
Beda Pendidikan Bung Hatta dan Gibran: Wapres RI Dikritik 'Downgrade', Prahara IPK 2,3?
-
Anies Baswedan Disebut Frustasi Usai Bicara ke Lukisan Bung Hatta, Ternyata Begini Faktanya
Tag
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
Aset Pemprov Sumsel yang Hilang Selama 73 Tahun Akhirnya Ditemukan
-
Gempa Beruntun Guncang OKU, BPBD Imbau Masyarakat Tetap Tenang
-
Semen Baturaja Raih Penghargaan SNI Award 2024: Bukti Komitmen Kualitas
-
Jalur Pendakian Gunung Dempo Ditutup Sementara, 68 Pendaki Dievakuasi
-
Dukung Pemberdayaan Disabilitas dan Gaya Hidup Sehat, BRI Hadir di OPPO Run 2024