Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Kamis, 12 Agustus 2021 | 09:09 WIB
Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir (Instagram/nadirsyahhosen_official)

SuaraSumsel.id - Sistem khalifah terus diperbincangkan. Banyak pihak menilai sistem ini minim kecurangan dan jauh dari kata praktek korupsi. Namun, Gus Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir mengungkapkan fakta berbeda.

Dalam sejarah di zaman kekhalifahan, ada fakta di badan 13, sistem khalifah pernah bangkrut akibat praktek korupsi. Melansir hop.id-jaringan Suara.com, di akun media sosialnya, Gus Nadir mengungkapkan fakta bahwa pada abad ke-13, Kekhalifahan Abbasiyah pernah bangkrut dan rakyat menderita.

Tak cuma itu, ibunda Khalifah saat itu juga melakukan korupsi. Akun Gus Nadir membeberkan jika saat itu ada terowongan bawah tanah yang penuh permata dan jutaan dinar milik ibunda sang khalifah.

Akun Gus Nadir mempertanyakan apakah sistem Islam, istem khalifah demikian yang dimaksud. Gus Nadir juga membandingkan dengan negara Finlandia. Negara yang tidak menggunakan  sistem khilafah namun korupsinya bisa ditekan.

Baca Juga: Danau Ranau Sumsel Tak Masuk Skala Prioritas Nasional, Ini Alasannya

“Di masa Khalifah ke-13 Abbasiyah, al-Mu’tazz, negara bangkrut & rakyat menderita. Lihat saja korupsi ibunya Khalifah. Ada terowongan bawah tanah penuh permata dan jutaan dinar milik sang ibu. Sistem Islam yg kayak gini? Finlandia gak pakai sistem khilafah tp korupsinya minimal,” tulis cuit akun Gus Nadir.

Cuitan akun Gus Nadir itu lantas mendapat beragam respons komentar dari warganet Twitter.

“Jangan lupakan kedua cucu cucu Nabi meninggal di bawah sistem khilafah-khilafah begitu. Masih mending kalau khalifahnya semulia 4 khalifah awal. Lah kalau khalifahnya modelan yazid? Ah tapi saya mah tau apa, sungkem kalau sama Ustadz Felix yang sangat paham soal khilafah,” kata salah satu warganet.

“Pernah liat ceramahnya di yutub. Si Kokoh ini menganalogikan sistem khilafah sama kyk aturan di Mall. Dan sistem demokrasi seperti aturan di pasar tradisional. Di Mall, org ga bisa sembarangan (maaf) meludah, sdg di pasar boleh di mana saja. Shgga sistem pasar dianggap bobrok,” cuit warganet lain.

“Kalo ngomong kontrol ketat korea utara itu apa gak semua2 di kontrol ketat??” kata yang lainnya.

Baca Juga: Ogah Umbar Hasil Pemeriksaan Kapolda Sumsel soal Donasi Fiktif, Mabes Polri Tutupi Kasus?

Tangkapan layar akun Gus Nadir tanggapi Felix Siauw. [Twitter]

“Blm lagi bisa menjadikan sistem yg diktator Karena segala ketetapan khalifa adalah hal mutlak.sedangkan rakyat tdk memiliki kemampuan untuk mengontrol kekuasaan,kira2 begitu ya?” kata salah satu warganet.

“Sistem bernegara itu kesepakatan saja.. intinya prilaku dan adab setiap individunya.. ada standar akal fikir. Ada wahyu untuk keimanan. Perbedaan muamalah ada, batas toleransi dan permakluman juga ada. Nilai nilai substansi kemanusiaan bisa mendasar bagi keragaman. Salam kompak,” komentar yang lain.

Belakangan diketahui jika pendakwah Siauw Chen Kwok atau dikenal dengan Felix Siauw pernah membahas sistem islam di media sosialnya.

Felix Siauw Bicara Soal Sikap Muslim saat Hari Natal (YouTube Felix Siauw).

Sistem Islam dinilainya, minim kecurangan karena semuanya dikontrol secara ketat.

Felix Siauw mulanya mengatakan Khalifah Umar pernah meminta anaknya, Abdullah untuk tidak disertakan dalam pemilihan Khalifah.

“Khalifah Umar, minta anaknya Abdullah di-exclude dalam proses pemilihan khalifah setelah beliau, katanya, supaya nggak ada 2 musibah di keluarga Umar,” tulis Felix Siauw dikutip Rabu, 11 Agustus 2021.

Kemudian, Felix Siauw pun menjelaskan, secara pandangan individu, harta dan jabatan yang lebih itu adalah fitnah atau musibah. Secara sistem ini, jabatan merupakan amanah yang tidak bisa atau boleh diberikan pada orang yang tidak berkompetensi.

“Jadi wajar aja ada orang-orang yang gamau sistem Islam. Karena kecurangan bakal minimal. Secara individu, masyarakat, dan negara, semua dikontrol ketat,” pungkas Felix Siauw.

Load More