SuaraSumsel.id - PT.Eco Fesyen Indonesia mendirikan rumah purun sebagai tempat pembinaan perajin dan pengembangan produk anyaman berbahan purun atau tanaman rawa.
Rumah purun ini dibangun di kawasan lahan gambut Desa Pulau Geronggang, Kecamatan Pedamaran Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Pembangunan rumah purun yang merupakan bagian dari program inkubator Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) di Desa Pulau Geronggang itu didanai pemerintah Norwegia dan dikelola oleh United Nations Office for Project Services (UNOPS) serta dilaksanakan oleh PT.Eco Fesyen Indonesia (EFI), kata Founder and CEO PT.EFI, Median Sefnat Sihombing di Palembang, Senin.
Pembangunan rumah purun dimulai pada pekan pertama Juni ini dan ditargetkan bisa selesai sebelum akhir Juli 2021 yang kemudian menjadi bagian dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Rumah purun tersebut akan dilengkapi dengan beberapa alat kerja yang akan menjadi sarana produksi dan pengembangan kerajinan purun bagi para perajin purun, dan disiapkan pula sebagai sarana pendidikan sekaligus mendorong pariwisata purun di Desa Pulau Geronggang, katanya.
Tim dari PT.Eco Fesyen Indonesia berupaya membantu pengembangan kerajinan purun di Desa Pulau Geronggang yang memiliki lahan gambut yang cukup luas dan tanaman purun berlimpah.
"Selama ini purun yang banyak tumbuh di lahan gambut Desa Pulau Geronggang, hanya dijadikan masyarakat kerajinan tikar, padahal bisa dikembangkan menjadi tas, topi, dan aneka kerajinan lainnya serta produk fesyen yang memiliki nilai ekonomi tinggi," ujarnya.
Program inkubator BRGM di Desa Pulau Geronggang, Kecamatan Pedamaran Timur diawali dengan pembangunan rumah purun. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan penanaman 10.000 bibit purun di lahan milik desa seluas satu hektare dengan melibatkan
100 orang masyarakat desa setempat, tim Pokja BRGM pusat, tim Restorasi Gambut Daerah Sumsel, sebagai upaya menjaga dan melestarikan tumbuhan purun.
"Sedangkan untuk mengantisipasi terjadinya perambahan hutan di sekitar kawasan desa tersebut, melalui program inkubator BRGM terjadi kesepakatan konservasi dengan masyarakat," pungkasnya.
Baca Juga: Juli, Palembang Jadi Tuan Rumah Kontes Pecinta Aquarium se Indonesia
Konservasi merupakan sebuah kegiatan untuk memadukan pengelolaan kehidupan masyarakat dan sumberdaya alamnya, sehingga dapat dipertahankan atau dilestarikan bagi kehidupan yang dipergunakan oleh generasi sekarang dan generasi masa depan, ujar dia pula. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Wajib Ingat, Ini Jadwal PPDB SMA di Sumsel Tahun 2021
-
Ini 10 SMA/MA Terbaik Nilai UTBK di Sumsel, Pilih Masuk Mana?
-
PT. Eco Fesyen Indonesia Ciptakan Rumah Purun, Kembangkan Komoditas Gambut
-
Penusuk Polisi di Palembang Mengaku Teroris, Kapolda Sumsel: Tidak Langsung Dipercaya
-
Sumsel Pastikan Pembelajaran Tatap Muka Mulai Juli 2021
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Dugaan Proyek Fiktif Rp2,56 Miliar di Palembang, 11 Ketua RT hingga PHL Diperiksa Kejari
-
Rp850 Juta Raib! Mantan Balon Bupati Muara Enim Tertipu Rekan Politiknya Sendiri
-
Awal Pekan Seru dengan 10 Link Dana Kaget DANA: Klaim Saldo Rp500 Ribu Lewat HP
-
Benarkah Gaji DPRD Kota Palembang Setara UMR? Ini Rinciannya
-
Era Cashless! BRI Bukukan Lonjakan Transaksi Merchant Rp105,5 Triliun, Naik 27,2% YoY