Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Selasa, 13 April 2021 | 17:10 WIB
Ilustrasi Imam Al-Ghazali. (NU Online) Hikmah Manfaat Menahan Lapar dan Bahaya Kekayangan Menurut Imam Al-Ghazali

SuaraSumsel.id - Sering kali pertanyaan muncul mengenai puasa, terutama puasa Ramadhan. Menanyakan mengapa umat muslim harus puasa dengan menahan lapar, hingga menjauhi kekenyangan.

Menahan lapar dan haus dengan berpuasa. Namun puasa tidak hanya mengajarkan umat muslim untuk menahan lapar dan haus semata.

Puasa mengajarkan untuk tidak memakan makanan yang haram, tapi jelas-jelas makanan yang halal pun akan menjadi haram jika pada waktu wajib berpuasa.

Ada waktu yang tepat dengan kuantitas yang makanan yang ditentukan, yakni setelah waktu magrib tiba dengan sepertiga dari daya tampung perut.

Baca Juga: Kredit Macet BPR Sumsel Rp 21 M, Pemprov Sertakan Modal Rp 118 M

Lalu apa yang hendak diajarkan Allah dengan ibadah puasa ini?.

Seorang ulama besar, Imam Al Ghazali berpendapat. Menurut beliau, lapar ialah pintu untuk menahan segala macam nafsu sehingga lebih mudah untuk ditundukkan.Hal itu akan menjadikan seseorang lebih mulia di hadapan Allah SWT.

Sementara kekeyangan adalah sumber dari berbagai macam nafsu, mulai dari nafsu syahwat, hingga nafsu amarah yang akan sangat sulit untuk dikendalikan jika dalam keadaan kenyang.

Rosullah SAW bersabda

"Perangilah nafsumu dengan rasa lapar dan rasa haus karena sesungguhnya pahala di dalam seperti pahala berperang di jalan Allah,"

Baca Juga: Sejak Masa Sriwijaya, Sumsel Terkenal dengan Tiga Jenis Lada Ini

(HR. Al-Ahmad)

Dalam hadist riwayat Baihaqi, diceritakan menahan hawa nafsu adalah hal yang sangat sulit. Nabi Muhammad SAW berkata pada sahabatnya yang baru saja menyelesaikan perang yang sangat berat.

"Kita baru saja selesai dari perang yang kecil. Kita akan menjumpai perang yang jauh lebih besar,"

Para sahabat lalu bertanya, "Perang apa yang jauh lebih besar dari perang melawan orang-orang kafir ya Rosulullah SAW?

Rosulullah SAW menjawab, "Ada yakni perang melawan hawa nafsu,".

Ternyata sangalah berat melawan musuh  yang tidak terlihat, yakni hawa nafsu tersebut bersarang dalam diri sendiri.Rasanya hampir saja, mustafil mampu mengalahkannya. 

Tulisan ini dikutip dari buku Munajat Ramadhan, yang ditulis Mamang Muhammad Haeruddin dan Abdush Shobur.

Load More