SuaraSumsel.id - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Sumatera Selatan, BPR Sumsel masih mengalami permasalahan kredit macet atau dikenal Non Performing Laun alis NPL.
Setidaknya sampai dengan saat ini, NPL nya mencapai Rp 21 Miliar.
Dikatakan Direktur Utama BPR Sumsel Marzuki, nilai NPL saat ini jauh menurun dibandingkan sebelumnya. Dengan nilai seperti itu, NPL BPR Sumsel telah menurun menjadi 15 persen per bulan Maret 2021.
Ia pun menargetkan kembali menurunkan nilai NPL tersebut menjadi lima persen guna menjadi bank daerah yang sehat.
Baca Juga: Sejak Masa Sriwijaya, Sumsel Terkenal dengan Tiga Jenis Lada Ini
“Kredit macet yang paling banyak terjadi adalah pada kredit konstruksi sehingga BPR menghindari hal tersebut dan mengalihkan ke kredit multiguna bagi ASN, BUMD dan UMK yang produktif,” katanya, Senin (12/4/2021).
Adapun NPL terjadi banyak di bawah 2017.
Sehingga, kata Marzuki, pihaknya juga telah mengambil langkah hukum bagi nasabah yang tidak patuh.
“Yang bandel kami gugat, beberapa sudah kami menangkan di pengadilan karena sudah lama kita berikan toleransi,”ungkapnya.
Dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2020 dan Rapat Luar Biasa Bank BPR Sumsel dihadiri Gubernur Sumsel, Herman Deru.
Baca Juga: Gerebek Kampung Narkoba Tangga Buntung, Brimob Polda Sumsel Diturunkan
Dia menghimbau agar BPR Sumsel untuk fokus melakukan beberapa inovasi digital, seperti pada pembayaran non tunai hingga menyalurkan kredit untuk sektor produktif seperti usaha kecil dan mikro.
Meski masih mengalami kredit macet, Pemerintah Provinsi kembali menyertakan modal sebesar Rp 118 Miliar yang akan digunakan untuk melakukan ekspansi usaha.
“Saya apresiasi kinerja BPR Sumsel, namun targetnya harus memberikan kredit secara profesional dari sisi aset dan analisis,” ujar ia.
Berita Terkait
-
Rawan Tak Tepat Sasaran, Kebijakan Hapus Buku Kredit UMKM Butuh Kajian Lagi
-
Jangan Salah Kaprah! Hapus Kredit Macet UMKM Hanya untuk yang Sudah Masuk Daftar
-
Kebijakan Hapus Kredit Macet UMKM Bakal Dilakukan April 2025
-
Melihat 'Jeroan' Bank INA Milik Salim Group yang Alami Lonjakan Kredit Bermasalah
-
Kreditur Jalin Koordinasi Intensif dengan Pemerintah untuk Atasi Masalah Utang Sritex
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
Harga Emas Antam Terbang Tinggi Jelang akhir Pekan, Tembus Rp1.520.000/Gram
-
Dinilai Hina Janda, Ridwan Kamil Kena Semprot Susi Pudjiastuti: Mau Omong Apa?
-
5 HP Samsung Rp 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Murah Meriah Terbaik November 2024!
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Tax Amnesty Dianggap Kebijakan Blunder, Berpotensi Picu Moral Hazard?
Terkini
-
Raih Best API Initiative, BRI Komitmen untuk Terus Berinovasi bagi Layanan Nasabah
-
Cerita Pilu Novi Tolak Bayar Uang Damai Rp60 Juta, Padahal Dilecehkan Tetangga
-
Robby Minta Prabowo Turun Tangan: Kisah Video Viral Dugaan Pesta Sabu Lapas
-
Walkout di Tengah Debat Pilkada OKU, Paslon 01 Sebut Aturan Debat Dilanggar!
-
Penyelidikan Mendalam Kasus Pesta Sabu di Lapas, Oknum Petugas Jadi Tersangka?