SuaraSumsel.id - Pandemi Covid-19 merubah tatanan kehidupan masyarakat. Imbasnya nyaris semua lini kini berubah ke digital termasuk pendidikan di Indonesia yang dipaksa dilakukan secara virtual.
Namun, sejumlah pakar menyebut perubahan kehidupan dilakukan secara digital itu bisa menunjukan hal yang positif, tapi juga bisa negatif.
Pakar ilmu komputer dari Smart Learning Center and Character PGRI, Richardus Eko Indrajit menyebut, kemampuan literasi digital akan mendorong siswa untuk belajar secara mandiri dan mengembangkan kemampuan sesuai minatnya.
"Sekarang ilmu apa pun ada di internet," kata Richardus yang merupakan profesor ilmu komputer di ABFI Institute of Perbanas, dilansir dari ANTARA Sabtu (21/2/2021).
Dari kacamata seorang pendidik, Eko melihat literasi digital bukan semata mengikuti tren, namun, sebuah keharusan karena teknologi digital, terutama internet, sering dipakai dalam kegiatan belajar-mengajar.
Melihat kenyataan bahwa semua materi ajar dapat ditemukan di internet, Eko mendorong guru, dosen dan pendidik untuk selangkah lebih maju yaitu tidak terpaku memberikan materi yang bisa didapat di dunia maya.
"Tugas guru, salah satunya saat ini, menanamkan supaya murid memiliki literasi digital supaya mereka bisa belajar secara mandiri," kata Eko.
Untuk membentuk kemampuan siswa yang mampu memanfaatkan teknologi digital untuk belajar mandiri, bukan hanya guru dan siswa yang dituntut untuk memiliki kemampuan literasi digital, namun, juga orang tua dan masyarakat sekitar.
Ketika anak mampu belajar secara mandiri, dia akan mendalami pengetahuan, fase knowledge deepening, sesuai dengan minatnya.
Baca Juga: Hampir Setahun Pandemi, Pedagang Pasar Senen: Hancur-hancuran
Begitu memiliki pengetahuan yang mendalam, dia akan menciptakan sesuatu berdasarkan ilmu yang dimiliki, atau fase knowledge creation, untuk membantu masyarakat.
Knowledge creation tidak melulu berupa teori, namun, juga bisa berupa produk, jasa, bahkan hingga resep masakan.
"Itu lah inti literasi teknologi atau digital, supaya peserta didik bisa belajar secara mandiri, mendalami ilmu sesuai talentanya, menciptakan hal-hal inovasi untuk memenuhi kehidupan di masyarakat," kata Eko.
Eko menilai di era digital seperti ini, peran guru tidak akan tergantikan oleh teknologi, tapi, guru yang tidak memanfaatkan teknologi lambat laun akan tergantikan karena tidak relevan dengan perkembangan zaman.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
Update Bencana Sumatera: 72 Orang Tewas, Ribuan Warga Mengungsi di Aceh, Sumut dan Sumbar
-
Akhirnya Dibuka Lagi! Warga Palembang Bisa Terbang Langsung ke Singapura 4 Kali Seminggu
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
-
Program BRInita dan Desa BRILiaN Antar BRI Menjadi Pemimpin Keberlanjutan di Ajang Internasional