Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Senin, 07 Desember 2020 | 14:21 WIB
Ilustrasi garis polisi, TKP tindak kejahatan. [Shutterstock]

SuaraSumsel.id - Front Pembela Islam sudah mendapatkan laporan mengenai peristiwa bentrokan antara sekelompok orang tak dikenal dan anggota Polri.

Akibat bentrokan fisik, enam orang dari pihak lawan polisi meninggal dunia.

Sejumlah laporan media yang mengutip pernyataan polisi mengait-ngaitkan sekelompok orang tak dikenal itu dengan pendukung Habib Rizieq Shihab.

Tetapi Ketua Bantuan Hukum Front Pembela Islam Sugito Atmo Prawiro sangat berhati-hati menanggapi kasus ini.

Baca Juga: FPI Usul Tim Independen Selidiki Bentrok di Cikampek Enam Orang Tewas

Dia mengatakan kepada Suara.com, "Kalau misalnya itu (disebutkan) laskar FPI, ini yang perlu saya cek. Setahu saya, FPI organisasi terbuka, kelaskarannya tertata."

Dalam pemberitaan sejumlah media disebutkan, sekelompok orang tak dikenal itu menghadang polisi yang membawa rombongan Habib Rizieq dan keluarga.

Disebutkan pula di antara sekelompok orang itu ada yang membawa senjata api untuk menyerang aparat. "Ini yang perlu betul-betul dicek kebenarannya," kata Sugito.

Sepengetahuan Sugito, anggota FPI tidak ada yang memiliki senjata api: pistol. Sugito khawatir terjadinya peristiwa itu untuk semakin menyudutkan FPI. "Ini mengkhawatirkan, jadi memunculkan FPI."

Sugito menekankan, "tidak hanya sekedar senjata, peristiwanya itu seperti apa, apa betul menyerang atau tidak, itu perlu dicek."

Baca Juga: Bentrok dengan Polisi Enam Orang Tewas, FPI: Laskar Tak Punya Senjata Api

"Orangnya saya belum tahu, saya mesti cek."

Sugito mengusulkan untuk mengungkap peristiwa tersebut perlu dilakukan oleh tim independen.

Beberapa waktu yang lalu, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran mengatakan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 00.30 WIB tadi di jalan tol Jakarta-Cikampek, kilometer 30.

"Penyerangan terhadap anggota polisi yang sedang melaksanakan tugas penyelidikan terkait rencana pemeriksaan MRS (Muhammad Rizieq Shihab) yang dijadwalkan berlangsung hari ini jam 10.00 WIB."

Fadil menduga peristiwa itu berkaitan dengan rencana polisi memeriksa Habib Rizieq di Polda Metro Jaya.

Sebelumnya, polisi mendapat kabar akan ada massa yang mengawal Habib Rizieq dari media sosial dan isu ini sedang diselidiki.

"Terkait hal tersebut Polda Metro Jaya menyelidiki kebenaran informasi tersebut dan ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan diduga adalah pengikut MRS. Kendaraan petugas dipepet lalu kemudian diserang. Dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam sebagaimana yang rekan rekan lihat di depan ini," kata dia.

Fadil mengatakan karena merasa terancam, polisi melakukan tindakan.

"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang melakukan tindakan tegas terukur sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS berjumlah sepuluh orang. Kelompok MRS yang melakukan penyerangan meninggal dunia sebanyak 6 orang," kata dia.

Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdur bergegas usai memberikan keterangan pers terkait kasus penyerangan anggota kepolisian di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (7/12/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Habib Rizieq imbau pendukung tak ke kantor polisi

Melalui pengacaranya, Aziz Yanuar, Habib Rizieq meminta laskar maupun simpatisan untuk tidak datang ke kantor polisi pada waktu Habib Rizieq menjalani pemeriksaan terkait dugaan pelanggaran protokol kesehatan.

"Pesan Habib Rizieq jangan menimbulkan kerumunan. Jangan menimbulkan kerumunan dan tidak perlu berbondong-bondong untuk pemeriksaan nanti," kata Aziz dalam laporan Suara.com sebelumnya.

Habib Rizieq mengingatkan laskar dan simpatisan untuk menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

"Iya pokoknya pesan Habib Rizieq hindari kerumunan tidak perlu berkerumun-kerumunan saat ini. Dua hal ini kemudian harus tetap menjaga protokol kesehatan dimana pun berada," kata Aziz.

Sumber: Suara.com

Load More