Scroll untuk membaca artikel
Rifan Aditya
Kamis, 03 Desember 2020 | 15:52 WIB
Ikon Palembang Jembatan Ampera - sejarah Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang.

SuaraSumsel.id - Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan yang bercorak buddha yang pernah berdiri di pulau Sumatra dan memberi banyak pengaruh pada Nusantara. Mari simak sejarah Kerajaan Sriwijaya dan peninggalannya berikut ini.

Sriwijaya ini memiliki kekuasaan dari wilayah Kamboja, Thailand, Malaysia, Sumatera, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kata Sriwijaya ini diambil dari bahasa Sansekerta dari sri yang berarti “bercahaya”, atau “gemilang”, dan Wijaya berarti “kejayaan” atau “kemenangan”. Kerajaan Sriwijaya telah menjadi pusat jalur perdagangan dari India pada awal tahun masehi. Pusat perdagangan tersebut berkembang hingga menjadi kerajaan pada abad ke-7 masehi.

Berdirinya Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya diperkirakan berdiri pada abad ke-7 yang juga dikenal sebagai kerajaan maritim terbesar di Nusantara. Kerajaan Sriwijaya didirikan oleh Raja Dapunta Hyang Sri Jayanasa.

Baca Juga: Sejarah Kebun Raya Bogor sebagai Pusat Botani Dunia di Masa Kolonial

Berdirinya Kerajaan Sriwijaya ada pada catatan I Tsing dari prasasti Kedukan Bukit. Prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Tatang, dekat Palembang yang tertulis tahun 605 Saka (683 Masehi) yang berisikan seorang Dapunta Hyang mengadakan perjalanan suci dengan menggunakan perahu. Ia berangkat dari Minangtamwan dengan membawa 20.000 personil.

Letak Kerajaan Sriwijaya

Menurut para ahli sejarahwan, Kerajaan Sriwijaya diperkiran berpusat di Palembang. Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang tidak memiliki sistem yang rapi karena memilih untuk mengawasi kekuasaan laut.

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Catatan sejarah mengenai Kerajaan Sriwijaya ini ditulis melalui prasasti yang ditemukan di wilayah Sumatera, Jawa dan bahkan di luar negeri. Prasasti Kerjaaan Sriwijaya ditulis dengan menggunakan dalam bahasa sansekerta dan melayu kuno. Apa saja prasasti peninggalan Kerajaaan Sriwijaya

Baca Juga: Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia dan Perkembangannya

  • Prasasti Kedukan Bukit
    Prasasti ini ditemukan di tepi sungai tatang yang merupakan prasasti tertua dari Kerajaan Sriwijaya yang tulis pada tahun 605 Saka atau sekitar 683 masehi. Pada prasasti tersebut bertuliskan bahwa Dapunta Hyang Sri Jagayana mengadakan perjalanan suci dengan menggunakan perahu bersama 20.000 personil
  • Prasasti Talang Tuo
    Prasasti ini ditemukan disebelah kota Palembang di daerah Talang Tuo. Prasasti ini ditulis pada tahun 606 Saka atau sekitar 684 masehi. Prasasti ini menerangkan pembangunan taman yang disebut Sriksetra atas perintah Dapunta Hyang Sri Jagayana.
  • Prasasti Telaga Batu
    Prasasti ini ditemukan di kolam Telaga Batu, perkiraan prasasti ini sejak 686 masehi Prasasti ini berisi mengenai kutukan-kutukan terhadap siapa saja yang melakukan kejahatan dan tidak mengikuti peraturan Kerajaan atau perintah raja. Prasasti ini juga memuat data-data mengenai penyusunan ketatanegaraan Kerajaan Sriwijaya.
  • Prasasti Kota Kapur
    Prasasti ini ditemukan di pulau Bangka yang perkiraan prasasti ini ada sejak 656 masehi. Prasasti ini berisi permintaan kepada para Dewa untuk menjaga kesatuan Sriwijaya. Prasasti ini juga berisi kutukan-kutukan terhadap mereka yang berbuat jahat, tidak tunduk kepada raja atau tidak patuh terhadap Kerajaan akan celaka.
  • Prasasti Karang Berahi
    Prasasti ini ditemukan di desa Karang Berahi, Jambi yang ada sekitar tahun 686 masehi yang memiliki tulisan kutukan bagi wilayah yang tidak tunduk pada Kerajaan Sriwijaya.

Itulah sejarah Kerajaan Sriwijaya dan peninggalannya yang perlu kalian ketahui.

Kontributor : Muhammad Zuhdi Hidayat

Load More