SuaraSumsel.id - Kota Pagaralam Sumatera Selatan akhirnya memiliki desa wisata dan sekolah kopi Basemah. Sekolah ini diharapkan menjadi wadah meningkatkan kualitas kopi di wilayah tersebut sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat petani kopi setempat.
Wali Kota Pagaralam, Alpian Maskoni, mengatakan Pagaralam sebagai salah satu penghasil kopi paling besar di Indonesia terus mengupayakan peningkatan kualitas kopi dari hulu hingga hilir dengan berbagai pihak.
Desa Wisata dan Sekolah Kopi Basemah tersebut bagian kolaborasi bersama masyarakat.
"Sampai sekarang kami masih membina para petani agar kopi-kopi dari Pagaralam mendapatkan harga yang lebih baik di pasaran," ujarnya saat meluncurkan Desa Wisata dan Sekolah Kopi Basemah di Kecamatan Dempo Utara, Jumat (2/10/2020) seperti yang dilansir dari Antara.
Baca Juga: Kesal Istri Tak Pulang Ke Rumah, Pria Ini Gantung Anaknya
Menurut ia, petani juga perlu dibina agar hasil produksi meningkat. Salah satunya, melalui teknik stek kopi sejak beberapa tahun terakhir yang disebut mampu meninkatkan hasil panen hingga 300 persen.
“Dampaknya kesejahteraan petani kopi akan ikut meningkat. Nanti pengunjung juga bisa mencicipi hasil kopi”, kata dia.
Meski baru saja diluncurkan, namun sampel kopi produksi desa wisata tersebut akan langsung mengikuti kontes kopi dunia AVPA-Paris 2020 di Perancis yang akan diumumkan pada akhir Oktober 2020.
Ia berharap sampel kopi Pagaralam yang diikutkan kontes itu mendapatkan medali dan dapat membuka jalan ekspor bagi produk kopi Pagaralam, sehingga meningkatkan harga ditingkat petani yang saat ini masih terbilang rendah pada kisaran Rp18.000 - Rp20.000 perkilogram.
Ketua Dewan Kopi Sumsel, Zein Ismed, menyebut pembentukan Desa Wisata dan Sekolah Kopi Basemah Pagaralam menjadi model bisnis baru bidang agrowisata dan kolaborasi rantai nilai kopi dari hulu ke hilir
Baca Juga: Anggota Polda Sumsel Divaksin Influenza, Ahli Mikrobiologi: Gejalanya Sama
“Semoga akan semakin banyak desa wisata kopi di daerah penghasil kopi lainnya. Pembinaaan dan kolaborasi sangat diperlukan dalam dunia komoditas kopi, terutama dalam memperbaiki kualitasnya,” harap dia. (ANTARA)
Berita Terkait
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi Bedak Tahan Air dan Keringat Murah: Anti Luntur Sepanjang Hari
- Klub Impian Masa Kecil Jadi Faktor Jay Idzes Terima Pinangan Aston Villa
- 6 Mobil Bekas 7 Seater Termurah: Nyaman untuk Keluarga, Harga di Bawah Rp 70 Juta
Pilihan
-
Olahraga Padel Kena Pajak 10 Persen, Kantor Sri Mulyani Buka Suara
-
Sering Kesetrum Jadi Kemungkinan Alasan Ade Armando Dapat Jatah Komisaris PLN Nusantara Power
-
Sosok Chasandra Thenu, Selebgram Ambon Akui Dirinya Pemeran Video Viral 1,6 Menit
-
Harga Emas Antam Kembali Longsor, Kini Dibanderol Rp 1.907.000/Gram
-
Azizah Salsha, Istri Pratama Arhan Dihujat Habis-habisan Promosi Piala Presiden 2025
Terkini
-
Ekspor Menggeliat! Kilang Pertamina Plaju Sumbang Devisa USD 452 Juta Sepanjang 2024
-
Jangan Sampai Ketinggalan, 3 Link DANA Kaget Aktif Hari Ini, Siapa Cepat Dia Dapat
-
Terungkap! Jejak Pitis, Koin Kesultanan Palembang Ternyata Sudah Dicatat Sejak 1819
-
Jangan Asal Klik! Pinjol Ilegal Masih Mengintai di Sumbagsel, Ini Cara Aman Kelola Keuangan Digital
-
Inflasi Sumsel Naik Tipis, Tapi Masih Aman! Ini Langkah Pemerintah Kendalikan Harga Pangan