SuaraSumsel.id - Sosok pejuang Hak Asasi Manusia (HAM) Munir Said Thalib meninggal dunia di dalam pesawat dengan tujuan Amsterdam, Belanda pada 7 September 2004. Berdasarkan hasil otopsi, Munir meninggal karena dibunuh dengan racun arsenik.
Latar Belakang Munir dan Pendidikan Munir
Munir Said Thalib lahir di Malang, Jawa Timur dari pasangan Said Thalib dan Jamilah pada 08 Desember 1965.
Kelahirannya tersebut selang beberapa bulan setelah huru-hara tragedi yang melahirkan Orde Baru.
Masa kecil Munir dihabiskan di Kota Batu, Malang. Dirinya mengenyam pendidikan dasar di SD Muhammadiyah 4 Batu.
Sebagai seorang pelajar, prestasi Munir sebenarnya tidak terlalu menonjol. Meski demikian, keuletan Munir dengan cepat dapat menyelesaikan pendidikan.
Ketika duduk di bangku kelas 6 SD, Ayah Munir meninggal dunia. Kepergian Ayahnya tersebut menjadikan Munir fokus membantu kakaknya, Mufid Said Thalib, berjualan sepatu dan sandal di Pasar Batu.
Setelah lulus SD, Munir melanjutkan ke SMP Negeri 1 Batu. Di sekolah inilah Munir dikenal oleh para guru sebagai sosok yang pemberani dan tidak segan membela teman-temannya ketika dijahili oleh yang lain meski tubuhnya kecil dan kerempeng.
Kemudian Munir melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Kota Batu. Setelah lulus, Munir melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (Unibraw).
Baca Juga: Raffi Tewas Dianiaya Sekelompok Orang di Kemayoran Lama
Dari sinilah bakat-bakat kepemimpinan Munir mulai terasah ketika dirinya aktif di beberapa organisasi kampus.
Bahkan dirinya pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Unibraw pada 1998 dan Koordinator Wilayah IV Asosiasi Mahasiswa Hukum Indonesia.
Tahun 1990, setelah lulus dari Universitas Brawijaya, Munir meniti karirnya sebagai Ketua LBH Surabaya Pos Malang.
Selanjutnya ia menjabat Koordinator Divisi Perburuhan dan Divisi Hak Sipil Politik LBH Surabaya, Direktur LBH Semarang. Pada akhirnya menjabat berbagai posisi di YLBHI, termasuk jabatan terakhir sebagai Wakil Ketua Dewan Pengurus YLBHI.
Diracun
Karena kecintaannya terhadap ilmu hukum, Munir memutuskan untuk melanjutkan studinya ke Amsterdam dan melanjutkan kuliah pascasarjana di Universitas Utrecht, Belanda.
Berita Terkait
-
Memilukan, PSK yang Dibunuh di Sidrap Ternyata Diantar Suami Temui Pelaku Pembunuhan
-
Komisi III DPR Loloskan 10 Calon Hakim Agung, Hakim yang Vonis Mati Ferdy Sambo Ditolak
-
Sebelum Ditusuk, PSK di Sidrap Sempat Gigit Tangan Pelaku dan Teriak Minta Tolong
-
Motif Remaja 16 Tahun Habisi Nyawa Mahasiswi di Ciracas Terungkap, Sempat Kelabui Teman Korban
-
Masih Sebatas Usulan, Menteri HAM Ternyata Belum Sampaikan ke DPR soal Lapangan Demo
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Nyesek Sepatu Idaman Ternyata Sempit? Jangan Dijual! Coba 7 Trik 'Ajaib' Ini
-
Jabatan Wali Kota Prabumulih Arlan 'Di Ujung Tanduk' Gara-gara Ulah Anaknya di Sekolah?
-
Tetiba Muncul Dalih 'Chat Mesum' Jadi Alasan Buat Copot Kepsek yang Tegur Anak Walkot
-
Dugaan Blunder Sang Anak Jadi 'Beban', Siapa Sebenarnya Wali Kota Prabumulih Arlan?
-
Siapa Roni Ardiansyah? Sosok Kepsek yang 'Disingkirkan' Usai Tegur Anak Walkot Prabumulih