Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Kamis, 03 September 2020 | 18:33 WIB
Harga karet alam di Sumsel mengalami perbaikan dari peningkatan penjualan mobil di negara Cina.

SuaraSumsel.id - Suara.com – Penjualan mobil yang meningkat di Cina pada madio tahun ini dinyatakan telah mengakibatkan membaiknya harga karet di Sumsel. Pada pekan pertama September, harga karet Sumsel sempat naik Rp241 dibandingkan minggu sebelumnya di akhir Agustus.

Kepala Bidang Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perkebunan (P2HP) Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian mengatakan peningkatan penjualan mobil di negara tirai bambu itu memberikan sentiman baik kepada harga jual karet di tingkat petani Sumsel.

“Saya menilai penguat harga karet Sumsel ada empat hal, terutama penjualan mobil di Cina yang menguat hingga 16,4% sejak bulan Juli lalu,” katanya.

Selain penjualan mobil di Cina, musim hujan (La Nina) mengakibatkan pasokan karet alam turun sehingga mengakibatkan spekulan di bursa turut mengakibatkan harga karet alam naik.

Baca Juga: Di Kuartal Ketiga Sumsel Masih Deflasi, Ini Penyebabnya

“Pasar internasional sangat mempengaruhi permintaan karet di Sumsel. Baik dari Cina, Thailand, dan pasar lainnya,” ujar dia.

Selain itu, sentimen positif pasar juga muncul setelah uji klinis tahap III vaksin Corona Disease (Covid 19) telah berhasil dilakukan di banyak negara. Atas uji klinis ini, kepastian dunia usaha mulai muncul dengan mulai bergeliatnya pintu ekspor ke negara lain.

“Bisa dikatakan transaksi perdagangan mulai membaik,” ucapnya.

Faktor penguat lainnya yakni kenaikan harga minyak dan komoditas lainnya di dunia yang turut mendongkrak harga karet alam.

Rudi juga menambahkan selain faktor penguat, terdapat faktor pelemah kenaikan harga karet Sumsel yang masih dibayangi oleh ketegangan politik antara Amerika Serikat dan Cina. sekaligus ancaman resesi ekonomi di negara produsen karet ban yang mengancam penurunan daya serap karet.

Baca Juga: Gubernur Deru Pede Resesi Ekonomi Masih Bisa Dihindari di Sumsel

Load More