'Maaf Gak Bisa Ikut, Lagi Loud Budgeting', Tren Gen Z Pamer Bokek yang Mengubah Segalanya

Jika beberapa tahun lalu, menolak ajakan teman dengan alasan "tidak punya uang" adalah sebuah aib yang memalukan, kini kalimat di atas justru diucapkan dengan bangga.

Tasmalinda
Minggu, 28 September 2025 | 14:11 WIB
'Maaf Gak Bisa Ikut, Lagi Loud Budgeting', Tren Gen Z Pamer Bokek yang Mengubah Segalanya
hidup berhemat
Baca 10 detik
  • Gen Z memperkenalkan tren Loud Budgeting di TikTok, sebuah gerakan finansial yang mendorong keterbukaan soal pengeluaran. Jika dulu menolak ajakan dengan alasan “tidak punya uang” dianggap memalukan, kini justru jadi simbol kesadaran finansial.
  • Loud Budgeting lahir dari realitas ekonomi yang dihadapi Gen Z: inflasi tinggi, biaya hidup naik, dan kelelahan terhadap budaya pamer di media sosial. Gerakan ini menghadirkan solidaritas baru di mana jujur soal kondisi finansial dianggap lebih keren daripada berpura-pura mampu.
  • Tren ini mendefinisikan ulang arti sukses, bukan lagi soal barang mewah, melainkan kendali atas masa depan keuangan, bebas utang, dan konsistensi menabung. Dengan “pamer hemat”, Gen Z membentuk budaya baru: kesehatan finansial lebih bernilai daripada sekadar flexing kekayaan.

SuaraSumsel.id - "Eh, weekend ini ngopi di tempat baru, yuk!"
"Duh, sori banget, gue lagi loud budgeting bulan ini, jadi nggak bisa."

Jika beberapa tahun lalu, menolak ajakan teman dengan alasan "tidak punya uang" adalah sebuah aib yang memalukan, kini kalimat di atas justru diucapkan dengan bangga.

Selamat datang di era Loud Budgeting, sebuah gerakan finansial yang dipimpin oleh Gen Z di TikTok, yang secara radikal mengubah cara kita berbicara tentang uang.

Lupakan era pamer tas mahal, liburan mewah, atau flexing kekayaan di media sosial. Kini, yang keren adalah pamer kehematan. Loud Budgeting adalah seni menolak pengeluaran secara terbuka dan tanpa malu-malu, bukan karena terpaksa, tapi sebagai sebuah pilihan sadar untuk mencapai tujuan finansial yang lebih besar.

Baca Juga:Bikin Nyesel! Ini 5 Kesalahan Fatal Beli Sepatu Online, Nomor 3 Sering Disepelekan

Ini bukan sekadar tren hemat biasa. Ini adalah sebuah revolusi sosial. Mari kita bongkar fenomena ini dan mengapa "pamer bokek" kini menjadi lencana kehormatan baru.

Ilustrasi Hemat Belanja Online. (dok. flip)
Ilustrasi Hemat Belanja Online. (dok. flip)

Apa Sebenarnya Loud Budgeting? Lebih dari Sekadar 'Bokek'

Loud Budgeting bukanlah tentang menjadi miskin, melainkan tentang mengambil kendali atas keuanganmu dan tidak malu akan hal itu. Pencetus tren ini, Lukas Battle, menggambarkannya sebagai kebalikan dari "quiet luxury".

Jika quiet luxury adalah kemewahan yang sunyi, maka loud budgeting adalah penghematan yang bersuara lantang.

Intinya adalah mengenai transparansi radikal yakni Berani berkata "Tidak, itu tidak masuk dalam budget-ku" atau "Aku lagi nabung buat DP rumah" kepada teman, keluarga, bahkan pasangan.

Baca Juga:Bersepeda Jarak Jauh? Ini 5 Tips Penting yang Sering Diabaikan, Kamu Wajib Tahu

Mengubah 'FOMO' jadi 'JOMO' yakni Menolak Fear of Missing Out (takut ketinggalan) dan merangkul Joy of Missing Out (kebahagiaan karena tidak ikut serta dalam pengeluaran yang tidak perlu).

Setiap penolakan didasari oleh sebuah tujuan yang lebih besar, entah itu melunasi utang, menabung untuk liburan impian, atau investasi masa depan.

Mengapa Tren Ini "Meledak" di Kalangan Gen Z?

Fenomena ini bukan muncul tanpa sebab. Ia adalah respon langsung terhadap kondisi ekonomi dan sosial yang dihadapi Gen Z saat ini.

Gen Z memasuki dunia kerja di tengah ketidakpastian ekonomi global, inflasi yang tinggi, dan biaya hidup yang meroket. Pura-pura kaya bukan lagi pilihan yang realistis. Loud Budgeting adalah cara mereka untuk mengakui kenyataan ini secara kolektif.

Mereka lelah dengan citra sempurna dan palsu di media sosial yang didominasi oleh para influencer yang seolah tak pernah punya masalah uang. Loud Budgeting adalah antitesisnya—sebuah gerakan yang merayakan kejujuran dan realitas.

Sementara TikTok menjadi wadah di mana mereka bisa berbagi perjuangan finansial mereka dan sadar bahwa mereka tidak sendirian. Saat satu orang berani berkata "aku lagi hemat", ribuan lainnya akan berkomentar "sama, aku juga!", menciptakan rasa solidaritas yang kuat.

Menggeser Definisi "Sukses": Gerakan ini secara halus mendefinisikan ulang arti sukses.

Sukses bukan lagi soal memiliki barang mahal terbaru, melainkan soal memiliki kendali atas masa depan finansial, bebas dari utang, dan mampu mencapai tujuan jangka panjang.

Cara Menerapkan Loud Budgeting dalam Kehidupan Sehari-hari

Saat Diajak Makan di Luar maka bisa katakan "Wah, pengen banget! Tapi budget makanku bulan ini udah abis. Gimana kalau kita masak-masak di rumah aja weekend ini? Lebih hemat dan seru!"

Saat Teman Mengajak Liburan Spontan, maka bisa mengungkapkan "Gila, seru banget tawarannya! Tapi aku lagi fokus nabung buat [sebutkan tujuanmu]. Mungkin trip berikutnya ya!"

Saat Ingin Membeli Barang Impulsif tetapi berani membagikan di media sosial, "Hampir aja checkout sepatu ini, tapi terus inget lagi 'loud budgeting' buat dana darurat. Batal!"

Era Baru Kejujuran Finansial

Loud Budgeting lebih dari sekadar tips hemat. Ini adalah sebuah gerakan pemberdayaan. Ia memberikan izin bagi jutaan anak muda untuk melepaskan diri dari tekanan sosial untuk selalu tampil "mampu".

Ia mengubah rasa malu menjadi kekuatan, dan pengeluaran impulsif menjadi pilihan yang disengaja.

Dengan menjadi "berisik" tentang anggaran mereka, Gen Z tidak hanya menyelamatkan dompet mereka sendiri yakni mereka juga secara perlahan-lahan menciptakan sebuah budaya baru di mana kesehatan finansial jauh lebih keren daripada kekayaan yang terlihat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini