4 Komoditas Penyumbang Deflasi Sumsel pada Januari: Lagi-Lagi Cabai Merah

Melandainya harga aneka cabai merah disebabkan oleh beberapa daerah sentra produksi memasuki masa panen sehingga pasokan cabai merah dan cabai rawit melimpah.

Tasmalinda
Rabu, 07 Februari 2024 | 17:25 WIB
4 Komoditas Penyumbang Deflasi Sumsel pada Januari: Lagi-Lagi Cabai Merah
Pedagang menata cabai rawit dagangannya di pasar Cibubur, Jakarta, Kamis (7/12/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraSumsel.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan jika Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) pada bulan Januari 2024 mengalami deflasi sebesar 0,08% (mtm).

Situasi ini melandai dibandingkan bulan Desember 2023 yang mengalami inflasi sebesar 0,15% (mtm). Berikut 4 komoditas penyumbaang deflasi pada bulan Januari, yakni cabai merah, cabai rawit, angkutan udara dan beras.

"Adapun dandil masing-masing secara berturut-turut cabai merah sebesar 0,21% (mtm), cabai rawit  0,07% (mtm), angkutan udara 0,04% (mtm), dan beras 0,03% (mtm)," ucap Kepala Perwakilan Bank Indonesia perwakilan Sumsel, Ricky P Gozali.

Melandainya harga aneka cabai merah disebabkan oleh beberapa daerah sentra produksi memasuki masa panen sehingga pasokan cabai merah dan cabai rawit melimpah.

Sedangkan tarif angkutan udara mengalami normalisasi seiring dengan berakhirnya masa liburan sekolah dan HBKN Natal dan Tahun Baru (Nataru).

"Penurunan harga beras disebabkan oleh beberapa wilayah di Sumatera Selatan mulai memasuki masa panen diantaranya Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten OKU Timur sehingga pasokan beras mengalami peningkatan," ucapnya.  

Secara tahunan, realisasi IHK di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 3,35% (yoy) lebih tinggi dari bulan sebelumnya, sementara inflasi tercatat melandai menjadi sebesar 2,57% (yoy).

Pada tahun 2024, BPS Sumatera Selatan melakukan beberapa perubahan perhitungan inflasi, yakni perubahan tahun dasar perhitungan inflasi menjadi tahun dasar 2022 serta penambahan 2 (dua) kota perhitungan IHK yakni Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI),

"Sehingga total kab/kota yang menjadi sample perhitungan IHK di Sumsel berjumlah 4 (empat)," ucapnya.

Dia pun menyatakan Pemerintah melakukan pengendalian inflasi khususnya pada komoditas pangan bergejolak (volatile food).

Melalui strategi 4K; yaitu Ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bersinergi dengan berbagai pihak mulai dari BUMN, BUMD, swasta, perbankan, aparat TNI, dan Polri serta instansi lainnya di 17 Kab/kota se-Sumatera Selatan melakukan berbagai upaya pengendalian inflasi yang masif.

"Di sisi ketersediaan pasokan, telah dilakukan penanaman komoditas bawang merah dan panen cabai serta panen komoditas padi Muara Enim dan Kota Lubuk Linggau, serta Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) Goes to School.

Gerakan Selamatkan Pangan dengan Stop Boros Pangan kepada masyarakat dan rapat koordinasi TPID dan instansi terkait yang dilakukan secara rutin.

Berdasarkan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia, optimisme masyarakat pada Januari 2024 tetap terjaga.

Hal ini terkonfirmasi dari Indeks Keyakinan Konsumen yang lebih besar dari 100, yaitu sebesar 132,50, meskipun tidak setinggi pada Desember 2023 sebesar 141,94.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini