SuaraSumsel.id - Bank Indonesia perwakilan Sumsel atau Sumatera Selatan memprediksikan ekonomi Sumsel akan semakin tumbuh. Hal ini juga terindikasi dari semakin meningkat realisasi penukaran uang kartal periode Ramadhan/Idulfitri 1443 H di wilayah Sumatera Selatan.
Pencapaian penukaran uang kartal tercapai Rp 5,9 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 6% dari realisasi tahun 2021 yang sebesar Rp5,6 triliun. Hal ini menunjukkan peningkatan aktivitas ekonomi yang menguat sejak triwulan IV 2021 dan naiknya aktivitas ekonomi pada periode Idulfitri 1443 H dan libur panjang.
"Sejalan dengan perbaikan ekonomi Sumatera Selatan, Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Selatan pada bulan April 2022 juga tercatat mengalami inflasi sebesar 0,96% (mtm), meningkat jika dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,69% (mtm)," ujar Kepala BI perwakilan Sumsel, R. Erwin Soeriadimadja dalam keterangan persnya.
Pada triwulan I 2022, outflowuang kartal meningkat sekitar 8,5% dibandingkan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya, yakni dari sekitar Rp2,7 triliun menjadi sekitar Rp 3 triliun.
Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan, inflasi IHK April 2022 tercatat sebesar 3,60% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi regional Sumatera yang sebesar 3,91% (yoy).
Perkembangan inflasi tersebut masih terkendali dan berada dalam rentang sasaran target inflasi nasional 3,0±1%. Inflasi Provinsi Sumatera Selatan juga tercatat sebagai kedua terendah di regional Sumatera.
Inflasi pada bulan April 2022 terutama bersumber dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 0,59% (mtm) dan transportasi sebesar 0,15% (mtm).
"Adapun komoditas penyumbang inflasi pada bulan April 2022 adalah komoditas minyak goreng, angkutan udara, telur ayam ras, beras, dan daging ayam ras. Peningkatan harga tersebut seiring dengan penyesuaian Harga Eceran Tertinggi (HET) pada minyak goreng kemasan serta peningkatan biaya pakan," sambungnya.
Di samping itu, kenaikan inflasi juga disebabkan oleh meningkatnya permintaan seiring dengan peningkatan mobilitas dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Perkembangan Inflasi yang terkendali ini juga sejalan dengan upaya yang telah dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumatera Selatan bersama Satgas Pangan.
Adapun upaya yang dilakukan yakni menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga, seperti dengan pelaksanaan operasi pasar dan pasar murah, mendorong peningkatan produktivitas petani dan nelayan, serta memperkuat sektor UMKM, serta meningkatkan nilai tambah di sektor pertanian dan kesejahteraan petani melalui penguatan kelembagaan, perluasan akses pemasaran, optimalisasi penyaluran KUR, dan pendampingan intensif.
Baca Juga:Kiai Cak Amir, Ketua PWNU Sumsel Diangkat Jadi Komisaris Independen PT Pupuk Sriwidjaja