SuaraSumsel.id - Nelayan tradisional di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) diminta waspada terhadap gelombang tinggi mencapai tiga meter.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meminta nelayan tidak melaut untuk sementara waktu selama gelombang tinggi.
Larangan bagi nelayan di Babel untuk melaut karena gelombang tinggi bisa membahayakan keselamatan saat melakukan pelayaran.
"Kami meminta nelayan tidak melaut, karena gelombang tiga meter ini sudah membahayakan keselamatan pelayaran kapal," kata Kepala BPBD Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa, Sabtu (25/12/2021) dikutip dari ANTARA.
Baca Juga:8 Nelayan WNI Ditangkap Otoritas Malaysia Dipulangkan
Ia mengatakan berdasarkan prakiraan cuaca BMKG Pangkalpinang, dalam tiga hari ke depan tinggi gelombang di perairan Bangka Belitung berkisar dua hingga tiga meter sebagai dampak fenomena La Nina.
"Kita bersama BMKG dan SAR sudah mensosialisasikan cuaca buruk ini kepada masyarakat, khususnya nelayan, sehingga mereka terhindar dari bencana dampak perubahan cuaca yang ekstrem ini," ujarnya.
Menurut dia, fenomena La Nina ini mengakibatkan dua kejadian alam. Pertama mengakibatkan hujan lebat disertai angin kencang. "Angin kencang ini mengakibatkan pasang air laut dan gelombang di perairan cukup tinggi, sehingga sangat membahayakan keselamatan pelayaran kapal," katanya.
Ia mengimbau para nelayan tradisional untuk lebih memperhatikan sisi keselamatan dirinya dalam beraktivitas mencari ikan di tengah laut.
"Tinggi gelombang ini sudah membahayakan keselamatan kapal nelayan, apalagi kapal-kapal nelayan tradisional tidak dilengkapi alat keselamatan yang memadai," katanya. (ANTARA)
Baca Juga:8 Nelayan Asal Sumatera yang Ditangkap Otoritas Malaysia Akhirnya Dipulangkan