Mahasiswa Polsri Pukul Adik Tingkat, hingga 3 Berita Sumsel di Akhir Pekan

Berikut empat berita pilihan berita Sumsel.

Tasmalinda
Senin, 01 November 2021 | 06:45 WIB
Mahasiswa Polsri Pukul Adik Tingkat, hingga 3 Berita Sumsel di Akhir Pekan
Mahasiswa Polsri memukul adik tingkat [ist]

SuaraSumsel.id - Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan seorang mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) di Palembang, Sumatera Selatan memukul adik tingkatnya.

Mahasiswa Polsri itu tampak membully hingga memukul bagian kepala. Video tersebut akhirnya viral dan ramai dikomentari warganet.

 Salah satu akun yang membagikan video pemukulan tersebut @plg_kucarkacir. 

Dalam video berdurasi 10 detik tersebut terlihat mahasiswa yang menjadi korban datang mengadap para kakak tingkatnya. Lalu ia pun, disuruh membuka baju. Barulah terjadi pemukulan bersama-sama tersebut.

Baca Juga:Dirampas Puluhan Tahun, Warga Tanjung Rancing Sumsel Siap Rebut Tanah yang Dikuasai PT TMM

Kekinian, korban pemukulan telah melakukan pelaporan dan pihak Polsri telah menyerahkan kasus tersebut pada pihak kepolisian.

Selain berita di atas, ada pun tiga berita lainnya yang menarik di akhir pekan kemarin yakni:

1. Kader Partai Gerindra Sumsel Usung Prabowo Jadi Presiden 2024

Pelantikan pengurus Gerinda di Sumatera Selatan [Suara.com/Welly JT]
Pelantikan pengurus Gerinda di Sumatera Selatan [Suara.com/Welly JT]

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD), Kartika Sandra Desi mengatakan, partai Gerindra siap mendorong Ketua Umum Partai Gerindra untuk maju sebagai Calon Presiden (Capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024. 

Dorongan untuk Prabowo yang merupakan  menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto,  untuk maju mencalonkan diri sebagai Presiden  mendatang terus digencarkan kian besar.

Baca Juga:Kasus Anak Alex Noerdin, KPK Periksa Wakil Bupati Musi Banyuasin di Polda Sumsel

Baca selengkapnya

2. Kisah Pencari Harta Karun di Sungai Musi, Harga Jual Puluhan Juta Jadi Daya Tarik

Warga menunjukkan perhiasan emas yang diduga peninggalan masa kerajaan Melayu kuno atau Kerajaan Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (28/10/2021). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Warga menunjukkan perhiasan emas yang diduga peninggalan masa kerajaan Melayu kuno atau Kerajaan Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (28/10/2021). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Deretan kapal-kapal pencari barang-barang kuno di Sungai Musi terus menjadi sorotan. Setelah media asing mengungkapkan temuan emas kuno yang diprediksi pada masa Sriwijaya membuat, profesi ini kembali diulik.

Selama ini, para pencari benda-benda kuno sengaja menyelam dan menjadikan aktivitas tersebut sebagai profesi. Benda-benda yang berada di Sungai Musi banyak disebut berasal dari masa Kerajaan Sriwijaya.

Baca selengkapnya

3. Pelita dari Energi Bersih Perut Bumi Sumsel

Project Lumut Balai 1 yang menghasilkan listrik [Dok PGE-Pertamina]
Project Lumut Balai 1 yang menghasilkan listrik [Dok PGE-Pertamina]

Pagi ini, suhu terasa sangat dingin. Cuaca pada umumnya kawasan perbukitan di Provinsi Sumatera Selatan. Meski diselimuti suhu dingin, perut bumi Sumatera Selatan terkhusus di perbukitan Lumut Balai, kabupaten Muara Enim menyimpan kekuatan energi yang sangat besar.
 
Energi tersebut, ialah energi panas bumi atau dikenal geothermal. Energi tersebut  kini telah berubah menjadi listrik yang tentu memberi manfaat bagi pencahayaan sekaligus memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakatnya.
 
Dua desa berada di kawasan perbukitan Lumut Balai adalah Desa Penindaian dan Babatan. Kedua desa ini memang dikenal sebagai kampungnya petani kopi.
 
Mereka membudidayakan kopi di kawasan perbukitan secara turun temurun. Menjadikan kopi sebagai komoditas ekonomi dan andalan penghasilan mereka. Meski pengelolaan atau sektor hilirnya masih sangat tradisional.
 
Menariknya di Desa Penindaian, kata Camat Semende Darat Laut, Edi Supriyanto kepada Suara.com masyarakatnya masih asli Semende.
 
“Desa itu kehidupan masyarakatnya asri, mereka bertanam kopi turun temurun, kopi khas orang Semende,” ujar dia, Sabtu (30/10/2021) kemarin.
 
Sementara desa tetangga yang juga menghasilkan kopi, Desa Babatan masyarakatnya lebih heterogen. Masyarakatnya sudah berasal dari suku Ogan, Komering dan lainnya
 
“Meski demikian, kehidupan ekonomi kedua desa tergolong makmur. Kedua desa ini pun sudah teraliri listrik,” katanya.
 
Kedua desa sudah mendapatkan pencahayaan yang dipergunakan masyarakat bagi kehidupan sehari-hari. Di Kecamatan Semendo Darat Laut sendiri, sambung Edi, hanya ada satu desa yang belum teraliri listrik. 
 
“Karena beda ya, masyarakat yang sudah teraliri listrik akan lebih efisien dalam pengelolaan komoditas pertanian, ketimbang yang belum,” ucapnya.
 
Apalagi, kualitas pengelolaan akan sangat mempengaruhi harga jual kopi. Dengan adanya listrik yang teraliri ke desa, masyarakat nantinya lebih bisa berinovasi menciptakan mesin-mesin pengolahan kopi yang lebih efisien dan bersaing.
 
Masyarakat desa, kata Edi, terus didampingi guna menciptakan inovasi pertaniannya. Apalagi, listrik telah mengalir menerangi desa di kawasan perbukitan tersebut.
 
Kata Edi, desa-desa di daerah perbukitan memiliki tantangan pembangunan tersendiri, terutama infrastruktur.
 
“Pak Kades, Dedi, pun mengungkapkan listrik memberikan energi lain bagi desa. Mereka bisa beraktivitas banyak, terutama pada malam hari. Belum lagi, untuk kebutuhan pendidikan,” ucapnya.
 
Selain untuk penerangan di rumah, listrik pun sangat berperan bagi penerangan jalan, mengingat desa ini berada di perbukitan. Kedua desa ini adalah desa terdekat dari upaya Pertamina memberikan energi lain bagi negeri.


 
PT Pertamina Geothermal Energy atau PT. PGE, adalah salah satu anak perusahaan PT Pertamina yang mengembangkan usaha panas bumi secara berkelanjutan.
 
Dua desa tersebut telah menerima bantuan lampu jalan yang menerangi jalan desa terutama menuju kebun-kebun kopi.
 
Dengan adanya penerangan jalan pada malam hari,  membantu petani agar bisa beraktivitas di kebun pada malam atau menjelang pagi. 

Baca selengkapnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini