SuaraSumsel.id - Sebanyak 1.000 relawan COVID 19 Wilayah Palembang, Sumatera Selatan mengikuti peningkatan kemampuan yang diselenggarakan selama sepekan, mulai dari 16-19 Oktober 2021.
Bertempat di Hotel Aston Palembang, kegiatan ini dibuka dan dihadiri Gubernur Provinsi Herman Deru dan unsur lainnya.
“Kegiatan ini dimulai dari Pelatihan Supervisi Lokal (13/10), Praktik Mengajar Fasilitator (14/10), dan Penggalangan dan Peningkatan Kapasitas Relawan COVID-19 selama lima hari yang dimulai dari hari ini hingga 19 Oktober 2021 mendatang. Dalam jangka waktu lima hari tersebut, setiap harinya akan dilakukan sesi pelatihan yang dibagi ke dalam empat kelas dengan jumlah peserta 25 orang dalam tiap kelasnya. Jadi total peserta program pelatihan relawan berjumlah 1000 orang dengan 200 relawan
yang mengikuti pelatihan tiap harinya,” jelas Ketua Sub-bidang Pelatihan BKR Satgas COVID-19, Prasetyo Nurhadjanto.
Dalam keterangan persnya, sebanyak 1000 relawan peserta yang mengikuti kegiatan ini merupakan perwakilan relawan dari berbagai daerah, instansi pemerintahan, dan organisasi kemasyarakatan mitra kebencanaan di sekitar Wilayah Palembang.
Baca Juga:Mengenang Masa Lalu, KA Babaranjang Sumsel Hadirkan Llivery Vintage
Seluruh relawan akan mendapatkan lima materi pelatihan yang terdiri dari pencegahan, penyebaran dan kebijakan 3M, Gerakan 3T, Relawan dan Kerelawanan, Teknik Berkomunikasi Efektif; dan Penggunaan Instrumen Monitoring Relawan
Bersatu Lawan Covid (BLC).
Dalam kesempatan ini, Prasetyo juga berpesan kepada para relawan agar mengikuti pelatihan ini dengan baik serta menularkan kepada anggota keluarga serta masyarakat di lingkungan masing-masing.
Harapannya pelatihan yang dilaksanakan selama lima hari kedepan benar-benar membentuk 1000 orang yang akan menjadi agen perubahan perilaku yang membawa inspirasi dan harapan dalam penanganan COVID-19 di Wilayah Palembang.
“Untuk membasmi COVID-19 dari Tanah Air perlu berbagai macam pendekatan yang menyasar tepat pada titik akar permasalahan. Gerakan relawan ini adalah bentuk kewaspadaan sekaligus kemandirian dengan menggerakan masyarakat sebagai ujung tombak. Upaya ini juga merefleksikan budaya gotong royong, sekaligus pengejawantahan prinsip demokrasi dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat,” tutur Prasinta Dewi.
“Selain itu, gerakan antisipasi dan penanggulangan bencana di Indonesia, termasuk COVID-19, semestinya perlu melibatkan seluruh pihak melalui penerapan sinergi pentahelix. Seluruh jajaran Pemerintah Daerah harus memahami konsep ini, yaitu kolaborasi bersama yang terdiri dari pemerintah, akademisi, dunia usaha, media masa, dan seluruh lapisan masyarakat,” tegas Prasinta Dewi menambahkan.
Gubernur Herman Deru Herman Deru dalam sambutannya mengatakan relawan harus mampu menyampaikan dengan baik cara memakai masker kepada masyarakat. Jangan sampai mereka tidak tahu cara memakai masker yang benar, jangan sampai masker dipakai di dagu dan sebagainya.
Baca Juga:Terima Kuota Internet 10 GB Kemendikbud Ristek, Ini Kata Pelajar Sumsel
"Namun relawan harus mengingatkan kepada masyarakat dengan cara yang tepat, yaitu secara tegas dan tetap mempertahankan sisi humanis.” katanya
“Pelatihan yang berlangsung ini diikuti dengan benar, karena jika materi yang disampaikan tidak dicerna dengan benar maka penerapan di lapangan menjadi tidak tepat. Seluruh rangkaian ini bersifat sukarela, seperti sisi kemanusiaan yang selalu diemban olehh seluruh relawan. Mudah-mudahan kegiatan ini menjadi nilai ikhtiar kita semua demi menyelamatkan Indonesia.” pungkas Herman Deru.